#04
cw // physical abuse
Malam ini Mitha berencana menginap di rumah Raihan namun tak disangka-sangka hal ini harus terjadi lagi untuk kesekian kalinya.
“MANA ANAK SAYA!” bentak Hardi—ayah Mitha.
“Kamu mau apa datang ke sini?” tanya baik-baik Handoko—papa Raihan.
“KALIAN UMPETIN ANAK SAYA DI MANA!” teriak keras ayah Mitha seraya menerobos masuk ke kediaman Raihan.
“MITHA PULANG KAMU.” suara keras milik ayah Mitha terdengar sampai ke telinga Mitha yang sedang berada di kamar Raihan.
Badan Mitha serasa lemas tak berdaya mendengar teriakan ayahnya, sungguh ia sangat takut.
Mitha duduk di ujung kanan tempat tidur, memeluk lututnya, gemetaran, dan menangis kecil. Memori buruk miliknya seketika berputar diotak Mitha, kali ini ia berharap Raihan cepat datang dan membantu ia kabur dari ayahnya.
Di sisi lain, tante Amira sedang mencoba menghubungi anaknya agar segera pulang dan untungnya Raihan bisa dihubungi.
Mitha lupa mengunci pintu kamar Raihan, derap langkah kaki seseorang semakin terdengar ditelinga Mitha, ia hanya bisa berdoa dan berharap tidak terjadi apa-apa.
Klik
Pintu terbuka dan menunjukkan sosok laki-laki yang ia sebut ayah. Laki-laki yang selama ini sangat ditakuti Mitha karena banyak hal yang terjadi antara mereka.
Ayah Mitha menarik tangan Mitha dengan kasar, “Anak kurang ajar kamu ya!”
Mitha menutup mata, ia sangat takut melihat diri ayahnya yang sedang dikuasai oleh emosi.
Plak
“PULANG SEKARANG!” bentak ayah Mitha sembari menarik-narik tangan Mitha dengan sangat kasar.
Mitha tidak bisa berontak maupun membuka mulutnya karena setiap kali ia membantah sudah pasti Mitha akan mendapatkan hadiah yang lebih menyakitkan dari ini.
Air mata Mitha terlihat jelas dipipinya, Handoko berusaha menahan sang kakak agar tidak membawa Mitha dengan cara seperti ini namun hasilnya nihil, ia malah terpental jauh dekat meja makan.
“Lepasin.” ucap tegas orang yang Mitha harapkan untuk menolong Mitha.
Ayah Mitha menghiraukan ucapan anak bocah itu dan memilih menuruskan jalan keluar rumah Raihan.
“SAYA BILANG LEPASIN!” bentak Raihan yang kini wajahnya memerah.
“Kamu siapa minta seperti itu ke saya?” tanya ayah Mitha seperti menantang Raihan.
Raihan melepaskan genggaman itu dan menarik pelan Mitha ke belakang badannya, “Ini anak om loh, tega om kasarin anak om sendiri?”
“Urusan saya.” kata Hardi sembari ingin menarik kembali Mitha.
“Urusan saya juga, saya saudara Mitha dan saya akan selalu menjaga Mitha dari siapapun yang akan nyakitin Mitha sekalipun itu ayah kandungnya sendiri.” ujar Raihan.
“Berani banget ya kamu!” seru ayah Mitha mengangkat tangan kanannya guna menampar Raihan.
Hap
“Kamu lecetkan anak-anak saya, kamu berurusan dengan saya!” tegas papa Raihan.
Raihan dan Mitha mundur perlahan dan membiarkan papanya yang mengurusi orang yang sedikit tidak waras.
Raihan memeriksa tangan Mitha, ia mengelus tangan itu dan memeluk badan mungil milik Mitha, rasanya sangat sakit sekali melihat perempuan kesayangannya harus merasakan keadaan seperti ini.