#01

Kini Nalen berada di sebuah supermarket, ia sedang menunggu Sherra—pujaan hatinya. Tahun ini adalah tahun ke 4 mereka berpacaran namun sayangnya Sherra dan Nalen belum memiliki rencana untuk mempublish hubungannya itu.

Sherra menepuk pundah Nalen, “Hey, melamun aja kamu!”

Nalen tersenyum ketika melihat sang kekasih. Menurut Nalen, Sherra adalah satu-satunya perempuan yang bisa membuat Nalen seperti ini.

Nalen memakaikan helm ke kepala Sherra, “Mau makan dulu?”

Sherra menggeleng, “Langsung pulang aja gapapa kan? aku udah capek banget.”

“Oke siap.” Nalen memgacungkan jempol tangannya.

Di perjalanan, Sherra mengajak bicara Nalen dengan pertanyaan-pertanyaan unik miliknya.

“Nalen, pohon-pohon yang di tengah jalan itu siapa yang nyiramin ya?” tanya penasaran Sherra.

“Ada pekerjanya sher, biasanya sih malem-malem atau mungkin subuh-subuh.” jawab Nalen santai.

Bibir Sherra membulat, “Ohhh gitu ya,”

“Terus nih ya, kenapa orang yang main sepatu roda cuma bisa di jalan beraspal gitu?” tanya Sherra lagi.

“Sepatu roda tuh emang harus dimainin di jalan yang halus dan datar sher, kalo gak ya nanti bisa jatuh dong karena jalanannya rusak bolong-bolong gitu.” jawab Nalen sembari tersenyum melihat Sherra melalui spion motornya.

“Ah, aku bisa tuh main di jalanan rumah nenek.” ujar Sherra.

“Bisa apa?” tanya Nalen.

“Bisa nyusruk, hahahaha.” tawa Sherra.

Rasanya Nalen ingin mencubit pipi bulat milik Sherra karena sungguh perempuan itu sangat lucu bagi Nalen.