#03

Dari kejauhan Mitha menyadari kalau Mirza ada di deretan murid-murid yang terlambat datang ke sekolah hari ini.

Mirza menepuk teman sebelahnya sembari menunjuk ke arah Mitha, “Cakep ye cewek yang itu.”

Sedangkan yang ditepuk malah memberi isyarat agar Mirza berhenti bicara, sepanjang upacara pandangan Mirza tidak lepas sedikitpun dari Mitha.

Mitha menengok ke belakang memastikan siapakah yang diperhatikan oleh Mirza, “Masa gue sih anjir.”

Selesai upacara, Mitha langsung bergegas pergi ke kelas, berbeda dengan Mirza yang kini sedang menjalani hukumannya.

Pelajaran pertama kini sudah mulai namun sedari tadi Mirza belum kembali ke kelas, “Apa hukumannya banyak ya?” pikir Mitha.

“Misi pak!” seru Mirza yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

“Kenapa baru datang kamu Mirza?” tanya pak guru.

“Telat pak saya hehe jadi saya nyelesain hukuman dulu.” jawab Mirza sembari nyengir.

“Yasudah duduk sana!” suruh pak guru.

Mitha bernafas lega setelah melihat Mirza yang muncul tiba-tiba, ia rasa kalau ada Mirza semua akan aman, ia tidak merasa sendiri dan kesepian.

“Hari ini saya akan beri tugas kelompok.” kata pak guru.

“Milih sendiri aja pak kelompoknya.” saran salah satu murid.

Mitha yang tidak begitu suka dengan tugas kelompok pun memilih diam, namun diamnya Mitha bukan berarti ia setuju dengan saran teman-temannya itu hanya saja Mitha lebih suka mengerjakan tugas sendirian dibanding harus berkelompok.

“Ya sudah pilih saja, 2 orang perkelompok ya karena ini ganjil berarti ada yang sendirian, apakah tidak keberatan?” tanya pak guru.

Kini semua mata memandang ke arah Mitha dan Mitha cukup sadar diri bahwa ia memang ditakdirkan untuk sendiri.

Mitha mengangguk dan tersenyum tipis, “Saya gapapa pak.”

Mirza yang mendengar itu langsung membantahnya, “Mitha sama saya pak.”

Semua yang mendengar itu terkejut, “Ja lu ama gue ege.” kata Arka.

“Gue sama Mitha, berarti yang sendirian Arka pak.” tegas Mirza.

“Ah pak saya gak mau sendirian pak.” keluh Arka.

“Sudah-sudah, kamu cari orang saja jadi ada 1 kelompok yang isinya 3 orang dan tentu saja materinya lebih banyak karena kalian bertiga.” putus pak guru.

Arka menghela nafas dan terlihat sedikit kesal dengan Mitha, mau tidak mau ia gabung bersama kelompoknya Edwan.