uwooskyes

#Kata Januari

“Jani, liat deh tuh.” kata Anandita memberi tahu story instagram Kaisar.

Senja hanya mengedikkan bahunya tanda tak mau tahu perihal itu toh Kaisar bukan siapa-siapanya jadi untuk apa ia tahu soal itu.

Anandita menyenggol pelan Senja, “Yailah, lu aslinya kepo kan?”

“Dih, ngapain amat gue penasaran sama hidup tuh cowok.” cibir Senja.

“Coba kita tanya ke Januari aja mungkin dia bisa nyeritain lebih jelas, yuk!” ajak Anandita menarik Senja ke arah ruang tamu.

Januari yang sedang bermain playstation pun langsung menengok ke arah mereka.

“Bukannya kalian tidur?” tanya Januari.

“Gak, nu Senja penasaran tuh.” celetuk Anandita sembari tertawa pelan.

“Apaan kok gue sih anjir.” bantah Senja.

“Soal Sabita sama Kaisar?” tanya Januari dan tanpa sadar Senja mengangguk.

Januar membenarkan duduknya menghadap ke arah mereka berdua, “Kaisar sama Sabita udah kenal lama dari SMP ya terus kisah cinta mereka tuh terkenal banget seantero sekolah saat itu, Kaisar sama Sabita deket dari kelas 7 sampe kelas 9 belum juga jadian, gue gak tau kenapanya sih tapi rumornya Sabita itu gak mau pacaran selama SMP jadi ya emang cuma sebatas PDKT aja,”

“Sampe kita luluspun mereka juga gak jadian-jadian, nah kebetulan lagi Sabita juga satu sekolah harusnya sama kita dan disitu Kaisar bertekad ngajak pacaran Sabita lagi tapi ternyata Sabita milih pindah sekolah gitu, jadi Sabita sekolah di sekolah kita tuh cuma sampe kelas 10 semester 1 dan dia pindah deh ke Bandung, Kaisar uring-uringan parah lah dari situ, gak mau deket sama cewek bahkan jatuh cinta ke cewek aja tuh gak kayaknya.” sambung Januari.

Senja mendengarkan penjelasan Januari dengan fokus dan khidmat seakan-akan ini informasi penting untuk dirinya.

“Terus, gosip yang bilang dia banyak cewek tuh dari mana?” penasaran Senja.

“Karena rata-rata di sekolah kita ceweknya itu pada suka sama Kaisar dan lumayan banyak yang berani ngungkapin ke Kaisar, ya Kaisar gak pengen nolak dengan jahat gitu maka dari itu dia nolak tapi sekalian diajakin jalan gitu katanya sih semacem hiburan buat cewek yang ditolak biar mereka setidaknya ngerasain lah jalan sama Kaisar tuh gimana.” jelas Januari.

“Kaisar tuh baik tau jan, cuman ya emang gayanya tengil aja.” kata Anandita seakan-akan mendukung Senja dengan Kaisar.

“Yaudah sih, ini lu pada kenapa kaya mau nyomblangin gue ama dia.” ujar Senja.

“Bukan nyomblangin tapi kali aja Kaisar gak nolak kalo yang suka sama dia tuh lu.” ucap Anandita sembari tersenyum dan menaikkan kedua alisnya.

Senja memukul pelan Anandita sembari berjalan ke arah luar. Ia duduk di bangku depan menatap langit yang kini sudah menggelap, “Hujan lagi hari ini?” helaan nafas Senja terasa berat.

#Bandung (2)

She's soothing like the ocean rushing on the sand She takes care of me baby She helps me be a better man She's so beautiful sometimes I stop to close my eyes She's exactly what I need yeah

Kaisar menuruti permintaan Senja, mereka bertiga menatap Kaisar dan hanyut dalam lantunan lagu yang ia nyanyikan. Namun, manik mata milik Kaisar hanya menatap sang perempuan di hadapannya, Senjalah yang ia tatap. Ketika mata mereka berdua bertemu, Senja buru-buru memutuskan kontak mata tersebut

“Duh, gue mau ke kamar mandi dulu ya.” izin Senja sembari berlari kecil.

Kaisar tahu bahwa Senja sedang mengalihkan salah tingkahnya itu, “Lucu juga.” gumam kecil Kaisar yang tersenyum melihat Senja berlari kecil.

“Barbequean sekarang yuk!” ajakan Anandita yang dianggukin oleh Kaisar dan Januari.

Kaisar menaruh gitar di dalam villa dan Senja baru saja keluar dari kamar mandi, “Pada mau bakar-bakar tuh di luar.” kata Kaisar.

Senja mengangguk, “Oh yaudah gue bawain bahan-bahannya keluar deh ya.”

“Gimana?” tanya Kaisar yang mendekat ke arah Senja.

Tiba-tiba jantung Senja berdegup sangat kencang. Ah, tidak mungkin Senja jatuh cinta secepat ini apalagi dengan laki-laki yang ia benci setengah hidup itu.

“Gajelas lu ah, sana-sana jangan deket-deket gue!” gerutu Senja mendorong pelan Kaisar.

Yang didorong hanya tersenyum melihat Senja yang kini berjalan menjauh ke arah luar.

“Merah banget tuh muka.” goda Januari.

Senja memukul punggung Januari, “Diem lu.”

Anandita yang melihat itupun ikut tertawa dan menggoda Senja.

Mereka memang tidak berencana untuk menginap maka dari itu acara barbequeannya dilakukan siang ini.

Mereka semua sibuk, ada yang sedang membakar daging, membaluri mentega ke sosis, ataupun yang membersihkan piring-piring untuk mereka makan nanti.

“Akhirnya gue menghirup udara yang berbeda.” celetuh Kaisar.

“Apa yang beda?” tanya Anandita.

“Ini Bandung dit, beda lah.” jawab Kaisar asal.

Januari tertawa, “Bangun lu anjing, bantuin gue bikin minuman.”

Kaisar berdiri dan mengikuti Januari ke dapur.

“Kaisar asik kan orangnya?” tanya Anandita kepada Senja.

“Hmmm, ok lah.” jawab Senja menatap Anandita.

“Dia tipe lu banget gak sih jan?” tanya Anandita lagi.

“Gak lah, gak banget,” jawab Senja.

“Sedikit iya, tapi kalo orangnya Kaisar ya gak banget.” ralat Senja.

Tak sengaja omongan Senja terdengar oleh telinga Kaisar yang sedang membawa minuman ke arah Senja dan Anandita.

Kaisar tersenyum tipis mendengarnya, sakit, sakit sedikit. Lagipula tipe Kaisar juga bukan yang seperti Senja, jadi tidak perlu khawatir, harusnya.

“Woi, bawa ke sini.” senggol Januari.

Tersadar dari lamunannya, Kaisar berjalan mendekat ke arah mereka, “Nu, gue nanti sorean mau ketemu Sabita dulu ya, kalo mau balik kabarin.”

“Sabita?” batin Senja.

“Jiakh, gamon mah gamon aje kai.” goda Januari.

“Gamon palalu.” bantah Kaisar.

Senja yang sedang mengiris cabai tak sadar bahwa tangannya ikut tergores karena terlalu memerhatikan Kaisan dan Januari.

“Aw,” keluh Senja ketika melihat tangannya berdarah.

Kaisar langsung mendekat dan membersihkan darahnya dengan tisu, “Hati-hati, Senja.”

“Makasih.” kata Senja sambil menarik pelan tangannya.

Januari dan Anandita hanya menatap kedua insan yang kini seperti sedang berada di drama korea.

“Gapapa jan?” tanya Anandita.

Senja mengangguk, “Udah yuk lanjut, gue laper banget.”

Selesai bakar-bakar, kini mereka sedang melahap makanan yang mereka masak sendiri.

#Bandung (1)

“Mas, aku izin pergi jalan sama Januari dan Anandita ya ke bandung.” izin Senja ketika melihat Kevin sedang duduk di sofa.

“Butuh uang gak?” tanya Kevin.

Senja menggeleng, “Gak, tadi mami baru kirim uang.”

“Oh iya, semalem siapa yang anter mas?” tanya Kevin lagi.

“Kaisar.” jawab Senja singkat.

“Oh ok, kamu kalo ada apa-apa kabarin mas langsung ya by.” pesan Kevin.

Senja mengangkat jempolnya, “Siap, aku jalan dulu ya.”

Jarak rumah Senja dan Anandita tidak begitu jauh hanya berjarak sekitar 4 rumah saja.

Di depan rumah Anandita kini sudah ada Januari dan Kaisar, mereka sedang memasuki barang-barang ke dalam bagasi mobil.

Kaisar tersenyum tanpa sadar ketika melihat Senja yang sudah tiba di rumah Anandita.

“Lu cuma bawa tas kecil jan?” tanya Anandita yang baru saja muncul.

“Heeh, males bawa tas gede-gede.” jawab Senja seadanya.

“Oh yaudah, yuk berangkat!” ajak Anandita ketika melihat semuanya sudah siap.

Januari dan Anandita masuk ke mobil bagian depan dan otomatis Senja dan Kaisar duduk di bagian tengah.

“Ayuk jani masuk.” kata Anandita sadar Senja belum masuk ke mobil.

Kaisar sadar bahwa Senja sedikit canggung ada di dekatnya, “Lu gak nyaman ada gue?”

Senja buru-buru menanggapi, “Gak, cuma gak kebiasa aja.”

Selama di perjalanan mereka berempat hanya diam tak berkutik, Januari mengerti mengapa keadaannya seperti itu, ia menyetel musik sengaja setidaknya ada suara dimobil ini.

“Jani, ini kan lagu kesukaan lu.” celetuk Anandita.

Benar yang dikatakan Anandita, Senja memang menyukai lagu yang kini diputar oleh Januari, Lemonade judulnya.

“Emang the best janu mah.” kata Senja agar suasananya sedikit mencair.

“Lu suka lagu ini?” tanya Kaisar.

Senja mengangguk, “Iya, lu juga?”

Kaisar tersenyum dan mengangkat tangannya guna mengajak Senja bertos-an namun Senja hanya tersenyum tipis melihat ke arah tangan Kaisar.

“Sorry sorry hehehe....” malu Kaisar.

“Mau ke rest area gak?” tanya Januari.

Mereka semua kompak mengangguk, Januari membelokkan setirnya menuju ke rest area.

“Gue sama Senja ke kamar mandi ya guys.” ucap Anandita menggandeng Senja.

Di kamar mandi, Senja terlihat gelisah, ia merasa bingung mau bersikap bagaimana dengan Kaisar dan takut membuat liburan kali ini terasa canggung satu sama lain.

“Gapapa jan, emang lu belum terbiasa ada Kaisar aja,” Anandita mencoba membuat Senja tenang.

“Turunin gengsi lu deh, bawa enjoy aja, ilangin dulu perasaan dengki lu sama Kaisar.” tambah Anandita.

Senja mengiyakan perkataan Anandita, sepertinya ia memang harus menghilangkan gengsinya terlebih dahulu dan membawa enjoy hari ini agar mereka juga nyaman berada di satu tempat yang sama.

Lagipula, mungkin saja Kaisar yang di sekolah dan Kaisar yang ia temui hari ini berbeda, bisa saja kan.

“Udah?” tanya Kaisar.

“Udah, kalian mau beli cemilan dulu gak?” tanya Senja.

“Udah ada tuh dimobil.” jawab Kaisar.

“Oh yaudah kalo gitu, udah kan semuanya?” tanya Anandita.

“Yuk lanjut!” kata Januari.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya, kali ini suasananya sedikit mencair dan membuat Kaisar sedikit nyaman.

“Lu suka lagu apa lagi selain lemonade?” tanya Senja kepada Kaisar.

Kaisar sedikit terkejut mendengar Senja memulai percakapan lebih dulu.

“Ya banyak sih,” jawab Kaisar menatap Senja.

“Best part, superstar, terus lagunya Adele yang when we were young.” lanjut Kaisar.

“Kaisar jago nyanyi tau jan.” nimbrung Januari tiba-tiba.

“Gak anjir, lu ngada-ngada nu.” bantah Kaisar.

“Serius bisa nyanyi?” tanya Senja penasaran.

“Bisa tapi gak jago.” jawab Kaisar.

“Coba dong nyanyiin gue nanti.” celetuk Senja.

Januari dan Anandita serempak menengok ke arah Senja, “Kenapa? salah ya?” bingung Senja.

Anandita tersenyum dan menggeleng, “Iya nyanyiin Senja tuh kai nanti.”

“Serius?” tanya Kaisar.

Senja mengangguk, “Iya, nyanyiin nanti.”

Kaisar mengangkat jempolnya memberi tanda ok kepada Senja.

#Loh, Kaisar?

Senja sudah bersiap-siap untuk tidur namun bel rumah berbunyi dengan langkah malasnya Senja bangun dari tempat tidur dan menghampiri tamu itu.

“Permisi.” salam tamu yang tak mengenal waktu itu.

Senja membukakkan pintunya dan betapa terkejut dirinya melihat siapa tamu itu.

“Lah lu serumah sama bang Kevin?” tanya Kaisar—tamu tengah malam ini.

Enggan menanggapi omongan Kaisar, Senja memilih membantu Kaisar yang sedang membopong Kevin.

“Mas Kevin minum berapa botol?” tanya Senja.

“Gue gak tau tapi kalo diliat dari gak sadarnya pasti minum banyak,” jelas Kaisar.

“Nyokap bang Kevin mana?” tanya Kaisar balik.

“Dinas ke luar kota.” jawab singkat Senja.

Kaisar berdiri, “Yaudah gue balik, gaenak kalo diliat orang nanti.”

Senja mengangguk, “Iya sana,”

“Eh, tunggu sebentar.” kata Senja sembari berlari ke arah kulkas dan mengambil kopi botol miliknya.

“Nih, gue liat mata lu merah, entah lu ikut minum atau gak tapi minum aja biar lu gak ngantuk juga, bahaya udah malem.” ucap panjang Senja.

Kaisar tersenyum menerima kopi itu, “Thanks, gue balik.”

Senja mengantar Kaisar sampai depan pintu lalu ia masuk dan menyempatkan melihat Kevin di kamarnya, setelah itu ia pergi ke kamarnya untuk tidur.

#Hujan

Kini waktu menunjukkan pukul lima sore, langit terlihat sangat gelap mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Senja berlari kecil ke arah halte, ia mengenggam kedua tangannya seraya merapalkan doa-doa agar bus yang biasa ia tumpangi masih melewati sekolahnya.

Hujanpun turun begitu deras, Senja merasa bodoh karena ketiduran di perpustakaan begitu lama. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memberhentikan motornya di halte, ia melepas helmnya dan betapa terkejutnya Senja ketika sadar bahwa laki-laki tersebut adalah Kaisar.

Kali ini Senja benar-benar merasa menyesal karena ketiduran yang mengakibatkan ia harus merasakan ketidak beruntungan ini, tubuh Senja terlihat gemetaran karena sebenarnya ia tidak begitu suka dengan hujan atau justru bisa disebut trauma dengan hujan.

“Aw.” keluh Senja.

Kaisar menengok sebentar dan ia berpikir kalo perempuan itu sedang cari perhatian kepada Kaisar.

Senja merogoh kantong bajunya guna mengambil ponselnya namun ponselnya terjatuh dan Kaisar refleks membantu Senja.

“Ini orang beneran sakit?” batin Kaisar.

Setelah membantu Senja, Kaisar berdiri di tempat awalnya, ia sedang berpikir apakah ia harus meminjamkan jaketnya agar Senja tidak kedinginan atau ia diamkan saja.

“Bukan saatnya gue gengsi-gengsian.” ucap pelan Kaisar.

Kaisar mendekat kembali ke arah Senja dan memberikan jaket yang ia pakai. Namun, Senja hanya melihat tangan Kaisar, ia menarik tangan Kaisar dan memeluk Kaisar tanpa izin, sungguh Kaisar terkejut bukan main karena baru kali ini ada perempuan seberani Senja.

Kaisar mendengar isak tangis pelan di telinganya, tubuh Kaisar membeku tidak tahu harus bereaksi apa.

“Gue takut.” decit Senja.

Akhirnya Kaisar mengelus pundak Senja, tak lama datanglah sebuah mobil hitam dan sang pemilik keluar dari mobil.

“Bang Kevin?” kaget Kaisar.

“Sorry kai, Senja ini mas Kevin, ayuk pulang!” ajak Kevin.

Senja melepaskan pelukan Kaisar dan bergegas masuk ke mobil, “Senja sepupu gue, sorry kai kalo dia tiba-tiba meluk lu, Senja takut hujan,” jelas Kevin.

“Gue duluan kai.” pamit Kevin sembari masuk ke mobilnya.

Kaisar mencoba mencerna omongan Kevin, Senja takut dengan hujan, ada apa dengan Senja dan hujan?

#02

Matahari siang ini begitu terik maka dari itu Anandita dan Senja berteduh di bawah pohon besar dekat lapangan.

“Jan, jani.” panggil Anandita.

Senja menengok ke arah Anandita, “Apa?”

“Liat deh tuh si Kaisar cakep banget kan ya.” puji Anandita.

Senja melihat sekejap ke arah Kaisar, memang benar yang dikatakan Anandita, Kaisar itu rupawan hanya saja Senja sudah benci tingkat dewa kepada laki-laki itu.

“Ganteng dari mananya sih lu mending juga Atha noh kemana-mana.” gengsi Senja.

TUK

Suara nyaring akibat bola yang dimainkan Kaisar menyentuh keras kepala Senja dan membuat Senja naik darah.

“Eh lu sengaja ya?” tanya Senja yang menghampiri Kaisar.

Kaisar memasang wajah tampak tak merasa bersalah, “Pede banget lu gue sengaja, gak ada untungnya juga gue kalo sengaja lakuin itu.”

“Terus lu gak minta maaf gitu?” tanya Senja lagi.

“Gue gak sengaja, sorry.” kata Kaisar sembari berjalan menjauh dari Senja.

Wajah Senja memerah, rasanya saat ini ia dipermalukan oleh laki-laki yang ia benci.

Januari menahan tangan Senja, “Udah jan udah, gak baik marah-marah.”

Senja berbalik badan meninggalkan kedua temannya, ia ke kamar mandi guna melihat dahinya apakah ada luka atau tidak.

“Argh awas aja lu ya Kaisar, gue bakalan bales dendam se dendam-dendamnya.” ucap batin Senja.

#01

“Lu liat kan jan itu ada Kaisar, itu tuh yang pake slayer biru di lengan kanan.” tunjuk Anandita ke arah Kaisar.

“Gue tau, terus maksud lu apaan nih?” tanya Senja.

Anandita tersenyum licik, “Ajak kenalan dia!”

Senja berdiri dan melototi Anandita, “Lu ngasih dare yang waras-waras aja dong dit.”

Anandita ikutan berdiri, “Itu waras buat lu jan, udah ah lakuin gue sih gak mau tau, lu harus profesional lah kalo main game tuh.”

Senja menarik nafas dalam-dalam, ia memang tidak begitu kenal dekat dengan laki-laki satu ini tapi bukan berarti Senja tidak mengetahui gosip yang sudah menyebar luas seantero sekolah. Banyak yang bilang bahwa seorang Kaisar Mahanta itu seringkali menolak ajakan para wanita yang mengajak ia pacaran namun bukanlah hal biasa soal tolak-menolak, yang jadi permasalahannya adalah ia menolak dengan sangat amat baik dan lembut bahkan setelah ia menolak ajakan tersebut ada beberapa perempuan yang ia ajak pergi keluar sekadar mencari makan atau hanya jalan-jalan saja. Kalau seperti itu bukannya makin sulit perempuan-perempuan tersebut melupakan Kaisar?

Ah, Senja tidak habis pikir temannya tega memberi tantangan seperti itu, pasalnya Kaisar adalah orang nomor 1 yang Senja wajib jauhi, ia tidak mau berurusan dengan laki-laki satu itu karena menurut Senja kalau berurusan dengan Kaisar akan membuat rumit hidupnya.

“Tunggu persetujuan dari Janu lah.” kata Senja.

“Malah tantangan ini saran dari Janu.” balas Anandita sembari merangkul Senja.

Senja menghela nafas, ia hanya bisa berdoa semoga keberuntungan hidupnya masih tersedia banyak.

“Lu liat kan jan itu ada Kaisar, itu tuh yang pake slayer biru di lengan kanan.” tunjuk Anandita ke arah Kaisar.

“Gue tau udah terus maksud lu apaan nih?” tanya Senja.

Anandita tersenyum licik, “Ajak kenalan dia!”

Senja berdiri dan melototi Anandita, “Lu ngasih dare yang waras-waras aja dong dit.”

Anandita ikutan berdiri, “Itu waras buat lu jan, udah ah lakuin gue sih gak mau tau, lu harus profesional lah kalo main game tuh.”

Senja menarik nafas dalam-dalam, ia memang tidak begitu kenal dekat dengan laki-laki satu ini tapi bukan berarti Senja tidak mengetahui gosip yang sudah menyebar luas seantero sekolah. Banyak yang bilang bahwa seorang Kaisar Mahanta itu seringkali menolak ajakan para wanita yang mengajak ia pacaran namun bukanlah hal biasa soal tolak-menolak, yang jadi permasalahannya adalah ia menolak dengan sangat amat baik dan lembut bahkan setelah ia menolak ajakan tersebut ada beberapa perempuan yang ia ajak pergi keluar sekadar mencari makan atau hanya jalan-jalan saja. Kalau seperti itu bukannya makin sulit perempuan-perempuan tersebut melupakan Kaisar?

Ah, Senja tidak habis pikir temannya tega memberi tantangan seperti itu, pasalnya Kaisar adalah orang nomor 1 yang Senja wajib jauhi, ia tidak mau berurusan dengan laki-laki satu itu karena menurut Senja kalau berurusan dengan Kaisar akan membuat rumit hidupnya.

“Tunggu persetujuan dari Janu lah.” kata Senja.

“Malah tantangan ini saran dari Janu.” balas Anandita sembari merangkul Senja.

Senja menghela nafas, ia hanya bisa berdoa semoga keberuntungan hidupnya masih tersedia banyak.

#Intro : pov Kaisar

Halo, ini gue Kaisar, Kaisar Mahanta yang katanya sombong dan songong itu. Emang sok tau itu anak, kenal juga gak udah ngasih penilaian begitu. Bahas si Senja akhiran aja, kita bahas yang lebih penting.

Gue anak tunggal, nyokap gue punya butik dan bokap gue punya usaha dibidang akomodasi, ya bisa dibilang anak tunggal kaya raya lah ya. Gue emang beruntung dalam hal itu tapi dibeberapa hal lain gue bener-bener sial, contohnya percintaan, wah percintaan gue kacau banget.

Banyak yang suka sama gue bahkan sampe ngajak pacaran gue lebih dulu tapi dari mereka semua gak ada yang bikin gue tertarik. Ada sih satu cewek namanya Kirana, temen SMP gue terus sempet satu sekolahan di sekolah yang sekarang tapi dia pindah di semester 2 dan lost contact gitu aja.

Kalo temen mah gue punya banyak tapi yang lulus uji kompetensi pertemanan cuma 2, Atha sama Dean. Kita temenan emang udah lama juga dari SMP terus di SMA ketemu lagi jadi ya makin lengket TAPI KITA NORMAL KOK.

Dean itu wakil ketua osis, doi super sibuk dah ngurusin apa yang harus diurus padahal nih sekolah gak yang banyak acara juga. Kalo Atha beda lagi, dia ini orang yang gak bisa banget di senggol dikit kecuali sama orang yang dia kenal. Ya bisa dibilang Atha itu pentolan angkatan gue bahkan mungkin satu sekolahan.

Nah ini nih topik utama pembicaraan gue, Senjani Abigael namanya, anak IPS tuh dia. Gue gak paham kenapa tiap gue pas-pas an ketemu dia entah dimana dia selalu ngeliatin gue dengan tatapan penuh dendam padahal mah gue gak pernah berinteraksi sama dia, lama-kelamaan gue risih sama tatapannya itu dan beberapa kali gue tatap balik pake tatapan tajam lewat mata gue tapi reaksi dia cuma melengos MELENGOS BENERAN wah gak bisa dibiarin nih cewek bisa-bisanya dia begitu ke gue.

Btw Januari tuh saudara gue, nyokapnya dia kakaknya nyokap gue jadi gue sama dia lumayan deket. Suatu hari gue mau isengin dia lewat Janu, gue bilang ke Janu kalo lagi pada main dare-darean tolong suruh si Senja ajak kenalan gue dan gak lama tuh Senja chat gue dia ngajak kenalan terus ya gue jawab aja dengan angkuh SOALNYA GUE KESEL AMA DIA ehhhhh dia malah bales lebih songong, emang ya tuh anak bener-bener kurang ajar, cuma dia doang yang selama ini berani gituin gue.

Gue bakalan bikin dia klepek-klepek sama gue, liat aja nih nanti.

#Intro : pov Senja

Hai, gue Senja, nama lengkap gue Senjani Abigael. Duh sebenarnya tuh gue gak tau cara memperkenalkan diri tuh gimana tapi yaudalah ya coba aja dulu.

Gue ini anak pertama, adik gue namanya Soraya Abianca. Gue baru pindah ke Jakarta karena nyokap bokap gue mau ngurusin kerjaan di luar negeri dan berakhir gue dititipin di rumah bude Erika—adiknya nyokap gue. Gue sih gak merasa kesepian ya soalnya bude Erika sama mas Kevin tuh baikkkkk banget sama gue dan karena adanya mas Kevin gue jadi merasa bahwa gue ini punya abang. Kalo adik gue, dia ikut nyokap bokap gue ke luar negeri katanya sih karena dia belum bisa jauh dari orang tua padahallllll mah dia nya juga males ikut ke sana wkwk.

Oke cukup ngomongin soal keluarga, mari beralih ngomongin dua teman baru gue yang kelakuannya 11 12 sama setan. Januari dan Anandita namanya, jarak rumah kita itu gak terlalu jauh kaya cuma beda beberapa rumah aja. Gue kenal sama mereka itu gara-gara gue ngeliat Janu lagi nungguin Anandita di depan rumahnya terus kita pake seragam yang sama jadinya pas gue lewatin mereka berdua ya gue sapa deh mereka, emang sih gue sksd banget sama mereka tapi kalo gue gak sksd kaya gitu gue jamin sampe sekarang gue pasti belum punya temen.

Kalo kata Anandita, anak IPS dan anak IPA sekolah kita itu gak pernah akur dan susah banget lah buat nyatuin si anak IPS dan IPA, untungnya Anandita sama Janu mau temenan sama gue, wah kalo gak sih gue BENER-BENER GAK TAU MAU TEMENAN SAMA SIAPA.

Ini terakhir nih, cowok sombong yang gue temuin waktu gue lagi nunggu bus dihari pertama masuk sekolah, Kaisar Mahanta anak kelas 11 IPA 3. Dari awal gue masuk SMA, gue selalu mencoba menghindari cowok yang namanya Kaisar, jujur banget ini mah dia emang GANTENG tapi gayanya minus banyak.

Kaisar itu terkenal banget di sekolah bahkan saat MPLS tahun lalu dia dinobatkan jadi cowok terganteng seangkatan gue, menurut gue angket ini ada kecurangan soalnya yang lebih ganteng dari Kaisar tuh banyak contohnya Atha deh tuh temen Kaisar, dia malah lebih ganteng dari Kaisar. Gak ngerti deh konsep angket MPLS tahun lalu tuh sistemnya kaya gimana.

Ditambah Kaisar diangkat jadi ketua futsal 2021, yaudah malah makin jadi deh tuh sombong dan songongnya. First Impression gue ke Kaisar itu jelek banget, waktu gue lagi nunggu bus di halte tiba-tiba ada genangan air nyiprat ke rok gue dan berakhir rok gue kotor, cowok itu gak sadar bahkan sampe sekarang pun dia gak ada tuh minta maaf entah dia lupa atau sengaja dilupain.

Makanya pas gue dapet tantangan harus ajak kenalan cowok itu rasanya gue udah emosi duluan padahal juga belum gue chat.

Jadi gue bertekad buat bikin dia merasa kalo gak semua orang itu suka dan terpesona sama dia, liat aja gue bakal taklukin Kaisar.