uwooskyes

#Hazrel vs Aca

Setelah Hazrel mendapat kabar itu ia langsung mencari diinternet apakah benar atau tidak. Kini Hazrel sedang berada di jalanan menuju bandara menyusul Aca dan Naren,sesampainya disana ia hanya melihat Aca dan Naren orang tua atau keluarga dari Alana tidak terlihat satupun.

“Kenapa ini kenapa!” bentak Hazrel.

“Blm tau penyebabnya apa pesawatnya ancur zrel dan udah dipastikan semua penumpang gak ada yang selamat penumpang pertama yang ditemukan ya Alana sekarang mereka lagi ngurus jenazah Alana.” jelas Naren.

“Gak usah nangis lo ca tangisan palsu kan lo gak usah nangis buang buang air mata tau ga.” ketus Hazrel.

“Keluarga Alana gak ada yang dateng ren?” tanya Hazrel yang sok kuat memendam perasaan sedihnya agar tidak terlihat sedih oleh Naren.

“INI SEMUA KARENA LO CA.” bentak Hazrel.

“Kenapa salah gue si zrel emangnya gue yang nentuin takdir seseorang? emangnya gue yang ngendarain pesawatnya?” ucap Aca yang emosinya sudah memuncak tapi ia sudah tidak ada kekuatan untuk bersuara tinggi.

“Karena lo suka gue!” seru Hazrel.

“Zrel stop ya nyalahin Aca stop brengsek.” kata Naren.

“Lo mau belain dia yang jelas jelas salah ren?” tanya Hazrel dengan mimik wajah tengilnya.

“ZREL ACA GAK NGELAKUIN APA APA KE ALANA,DAN DIA GAK SALAH APA APA BAJINGAN.” emosi Naren ikut memuncak ia sudah tidak tahan dengan sikap Hazrel yang terus-terusan menyalahkan Aca terhadap hubungannya yang selesai,Naren memukul Hazrel dan sebaliknya Aca yang melihatnya berusaha untuk memisahkan mereka.

“STOOPPPPPP.” teriak Aca.

“Oke salahin gue jel salahin perasaan gue,jel jangan egois. Bukan lo doang yang terpukul sama kepergian Alana,lo lupa ya? gue ketemu Alana jauh lebih dulu dari lo dan lo bilang gue nangis dibuat buat? GUE JUGA SEDIH JEL GUE JUGA SEDIH ALANA PERGI.” ucap Aca sambil memukul-mukul pelan Hazrel.

Hazrel memeluk Aca agar ia tenang,Hazrel merasa bersalah juga karena sudah berbicara kasar kepadanya.

#Kabar buruk

Pagi ini Aca memutuskan untuk keluar kamar,ia sedang berada di dapur untuk membuat sarapan Naren dan dirinya. Televisi ruang tamu Aca menyala dan menyajikan berita pagi yang memberikan informasi bahwa ada pesawat yang hilang kontak,Aca yang mendengarnya segera membalikan badan dan menghadap kearah televisi berada.

Setelah mendengarkan dengan seksama Aca langsung membuka handphonenya dan menyari pesawat apa yang dinaiki oleh Alana.

“AAAAAAAAAA.” histeris Aca.

Naren yang baru keluar kamar langsung berlari menuju dapur dan bertanya kepada Aca apa yang telah terjadi.

“Lo kenapa ca?” tanya Naren.

“Lala ren Lala LALA REN.” teriak Aca sambil menangis.

“Alana kenapa?” tanya Naren.

Aca tidak menjawab tapi ia memberikan handphonenya kepada Naren, Naren terkejut, “Ca gak mungkin ca percaya gue.”

“GAK MUNGKIN APAAN SI REN LO BISA BACA GAK SI,JELAS JELAS PESAWAT ACE CUMA SATU YANG BERANGKAT HARI ITU DENGAN TUJUAN USA DAN ITU MALEM REN.” emosi Aca ia langsung berlari ke kamar untuk mengganti baju dan mencari kunci mobilnya.

“Lo mau kemana ca?” tanya Naren.

“Lo masih nanya gue mau kemana ren hah!” seru Aca.

“Oke oke tunggu gue tunggu gue yg bawa mobil.” ucap Naren.

Kini mereka sedang menuju ke bandara untuk memastikan apakah benar nama Alana tercantum sebagai korban yang dinyatakan tidak ada yang selamat.

“La gue nyesel la kemarin gak gunain waktu sama lo dengan baik” ucap batin Aca.

#Favorite place

Hari ini Alana dan Aca memutuskan pergi ke pantai,pantai adalah tempat favorite mereka bahkan dari SMP mereka sering bolos sekolah dan pergi ke pantai. Kalau kata Alana pantai adalah tempat yang menenangkan dan memiliki pemandangan yang indah.

Seperti sekarang,kini langit sudah berubah warna menjadi orange bisa dibilang seperti senja.

“Liat deh indah banget kan ca.” ucap Alana sambil menunjuk langit.

“Iya banget,la setelah lulus nanti kita masih bisa ngunjungin pantai ini lagi kan?” tanya Aca.

“Emmm gak tau semoga aja bisa.” jawab Alana sambil tersenyum.

“Ca,gue pengen bilang makasih ke lo,” ucap Alana serius.

“Karena kalo lo gak ngajakin gue gabung sama kelompok lo waktu kelas 7 itu mungkin sampe sekarang kita gak akan kenal,”

“Setiap gue sedih lo selalu ada disisi gue,setiap gue dihukum lo selalu mau ikutan dihukum,bahkan kalo lagi ada acara sekolah lo gak akan mau datang kalo gue gak datang,”

“Lo udah terlalu banyak berkorban buat gue ca,tapi yang gue lakuin buat lo blm sebanding sm apa yg lo lakuin buat gue.” lanjut Alana yang kini sudah mengeluarkan air mata.

Aca hanya diam ketika Alana berbicara ia tahu Alana sedang menyimpan masalah dan sudah pasti ini masalah yang berat.

Aca memeluk Alana erat-erat dan berkata, “La temenan sama lo aja udah cukup bagi gue la,lo pun udah banyak berkorban juga buat gue jadi kita ini sama-sama beruntung.”

Sudah cukup bersedih-sedihnya kini mereka sedang tertawa dan berlari menelusuri pantai tanpa alas kaki entah apa yang ditertawakan sepertinya hal yang lucu sekali.

Kini sudah larut malam dan saatnya mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.

#Gak sengaja

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan kelas-kelaspun sudah banyak yang kosong,Aca sedang menunggu kembarannya di parkiran namun ia tidak kunjung datang.

“Naren lupa kali ya.” pikir Aca.

Tak lama setelah itu Naren dan kawan-kawan tiba di parkiran, “Hai Caca.” sapa Julian.

Aca pun menoleh ke arah Julian dan menyapa balik laki-laki itu, “Halo Iaannn,” Aca bertanya, “Kalian darimana deh kok lama si keluarnya?”

“Jadi ni ca-” ucapan Ian terpotong karena Naren membekap mulutnya.

“Gak ada apa apa ca ayo dah pulang.” kata Naren sambil menggandeng tangan Aca.

“Bangsat lo ren.” kesel Ian.

Naren hanya menatap Ian dan setelah itu si kembar pamit pada mereka dan melaju ke tempat toko buku favorite Aca.

“Loh tumbenan Alana blm pulang.” ucap batin Aca.

Motor Naren kini berhenti di toko buku yang bernama BIS atau bisa disebut Book Is Everything,pemilik toko ini sudah sangat akrab pada Naren dan Aca karena mereka berdua sudah terlalu sering datang jadi pemiliknya sangat hafal pada dua orang itu.

“Halo pak Emil.” sapa Aca kepada pemilik toko buku yang bernama Emil.

“Aduh cantik sendirian ni?” tanya pak Emil.

Aca menunjuk Naren yang masih di parkiran dan menjawab, “Sama dia tuh hehehe,” Aca tersenyum dan berkata, “Wih pak banyak buku baru ya kayanya”

Pak Emil tertawa kecil, “Iya neng baru stok”

Naren pun memasuki tokonya dan menyapa pak Emil, “Widih pak makin ganteng aja ni saya liat-liat.”

“Ah kamu ren bisa aja.” ucap pak Emil sambil tersenyum.

Toko buku milik pak Emil bisa dibilang sangat luas bahkan ia memiliki ruang baca di lantai 3 dan 4 namun ruang baca lantai 4 hanya digunakan untuk orang-orang yang sangat anti keramaian karena di lantai 4 terdapat bilik bilik agar saat mereka membaca dapat fokus pada bukunya.

Naren memandangi kaca dan sangat terkejut melihat Hazrel dan Alana ingin mengunjungi toko buku yang sama seperti Naren dan Aca. Naren mencoba menelpon Hazrel dan berniat memberi tahu bahwa jangan mengunjungi toko ini namun sayangnya sudah telat,mereka berdua sudah masuk ke dalam toko buku yang sama seperti Aca dan Naren.

Aca sedang keliling mencari buku yang ia mau sudah menemukan bukunya tapi Aca tidak bisa mengambil karena buku itu berada rak yang tinggi.

“Lo mau ambil yang mana?” tanya laki-laki yang tiba-tiba menghampiri Aca.

“Itu tu buku soul of star.” jawab Aca tanpa menoleh ke laki-laki itu.

“Ini.” ucap laki-laki itu.

“Maka- loh Hazrel?” bingung Aca.

“Hah Aca?” bingung Hazrel.

Mereka berdua sama-sama bingung,Aca bingung kenapa Hazrel ada di tempat ini dan sebaliknya.

“Gue sama Naren.” kata Aca seakan-akan paham dengan apa yang dipikirkan Hazrel.

“Oh,kalo gue sendirian,” ucap Hazrel.

“Yauda silahkan lanjut lagi ya ca.” kata Hazrel sambil berjalan kearah lantai 2.

Aca sudahi rasa penasarannya dan lanjut melihat-lihat buku. Tidak sampai dikejadian tadi saja,tapi ternyata Aca juga harus penasaran kenapa tiba-tiba ada Alana juga disini.

“Lala heh.” panggil Aca.

Alana yang memasang muka terkejut membuat Aca bertanya-tanya,mengapa harus terkejut?

“Woi kok muka lo kaget sih la?” tanya Aca.

“Emm ya kaget lah gila bisa-bisanya kita ketemu disini.” jawab Alana.

“Ih kita kan emang sering ketemu disini anjir la.” ucap Aca.

“Iya juga ya bego kenapa hrs kaget.” kata Alana sambil tertawa.

Naren yang merasakan hawa-hawa ketegangan ini pun langsung menarik Aca ke kasir agar bisa cepat pulang dan mengakhiri drama menegangkan ini.

“Ih apa si orang gue mau baca dulu di lantai 4.” protes Aca.

“Sssttt udah ayo pulang mami nyuruh pulang.” kata Naren.

Setelah Aca bayar Naren langsung menggandeng Aca agar bisa cepat keluar,padahal Aca ingin pamitan dulu sama pak Emil,ah iya sama Alana dan Hazrel juga sekalian.

#Dina (2)

Setelah Abin memberi tahu rencananya,Zee dan Odine langsung menghampiri Aca dkk. Dina yang sadar ada yang ingin menghampiri tim sekolahnya langsung menahan Zee dan Odine, “Eh eh mau ngapain lo bedua?” tanya Dina.

Zee menyilangkan tangannya dan menjawab, “Gue mau ketemu Aca,kenapa? gak boleh?”

“Ada perlu apa?” tanya Dina lagi.

“Kepo banget si lo.” ucap Zee.

“Ya gue harus tau dong lo mau ngapain ketemu tim gue,bisa aja kan lo mau caper ke Aca dkk secara mereka ganteng gitu kan.” ketus Dina.

“Hilih berisik ni kecebong banyak omong,” ucap Odine.

“Udah ya kita gak ada urusan sama lo kita mau ketemu Aca bukan nenek lampir macem lo!” ketus Odine.

“Urusan Aca juga termasuk urusan gue karena Aca itu pacar gue.” kata Dina dengan rasa percaya diri yang begitu tinggi.

“Hah pacar?serius?” panik Zee yang pastinya hanya pura-pura.

“Iya gue cewenya Aca,mau apa lo?” tanya Dina.

“Acaa Acaa” teriak Zee.

Sekarang terlihat wajah Dina seperti orang yang gugup.

“Ca dia pacar kamu? kok kamu duain aku ca” protes Zee.

“Hah” bingung Aca.

“Duh ca lo jujur aja sekarang deh pacar lo yang mana.” Odine ikut mengompori.

Aca terlihat sangat bingung tapi ia tahu dan sedikit paham bahwa Dina sudah mengaku-ngaku ia pacarnya Aca.

“Zee kamu percaya deh sama aku,dia bukan pacar aku zee cuma kamu yang pacar aku.” ucap Aca.

Zee tersenyum karena Aca paham karakter apa yang sedang ia jalani,memang batin anak kembar itu sangat kuat.

Tiba-tiba datanglah si pemeran utama dari drama ini yaitu Abin.

“Loh Zee kenapa?” tanya Abin.

“Itu dia ngaku ngaku pacarnya cowo gue.” ucap Zee sambil menunjuk ke arah Dina.

“Loh Dina,lo kan mantan pacarnya jiwa masa iya ngaku pacarnya Aca.” kata Abin.

“Em btw jiw semangat ya nanti tandingnya,kalo lo menang lawan arthur gue punya hadiah buat lo” ucap Abin.

“Hadiah apaa tu bin?” tanya Jiwa yang jiwanya sedang penasaran.

“One fine day with me.” jawab Abin sambil tersenyum.

“HAH SERIUS?? LO GAK MABOK KAN BIN?LO SADAR KAN?” ucap Jiwa yang kaget karena ucapan Abin.

“Gue beneran jiw” kata Abin.

Saking senangnya Jiwa ia hampir memeluk Abin dihadapan semua teman-temannya kalau bukan karena Dhefin yang menahan sudah pasti ia memeluk Abin.

“Peluk peluk aja lo menang jg belom” ucap Dhefin.

“Ntar menang slow.” kata Jiwa.

Dina yang melihat semuanya kini sudah sangat kesal merasa dipermalukan oleh teman-temannya Abin. “liat aja lo bin” ucap batin Dina

#date lagi?

Kini Jiwa dan Abin sedang berada di salah satu mall besar Ibukota Jakarta,Abin sedang melihat-lihat baju dan di belakangnya ada Jiwa yang sedang mengikuti arah Abin ia terlihat seperti anak ayam yang mengikuti induknya.

“Menurut lo bagus gak jiw?” tanya Abin.

“Bagus kok bin keliatan elegant nya.” jawab Jiwa sambil membayangkan Abin memakai baju tersebut.

Setelah selesai berbelanja,Jiwa mendengar suara perut Abin yang menandai bahwa Abin lapar.

“Eh maaf ya.” ucap Abin.

“Gak perlu minta maaf bin,yauda yuk makan.” ajak Jiwa.

“Hehe.” kata Abin.

Kini mereka sudah berada di salah satu restoran,sepanjang menemani Abin belanja yang Jiwa lakukan hanya senyum-senyum seperti orang yang sedang dimabuk cinta bahkan sekarangpun Jiwa memandangi Abin dengan serius, Abin bertanya, “Jiw daritadi lo ngeliatin gue mulu kenapa si?”

Jiwa tersenyum dan menjawab, “Gak tau mata gue gak mau lepas pandang aja dari lo.”

Abin memukul pelan pipi Jiwa, “Aneh banget dah lu minta gue siram pake saos kali ya!”

Jiwa hanya tertawa mendengar ucapan Abin yang seperti itu. Di dalam hati Abin,Abinpun merasakan kenyamanan saat bersama Jiwa tidak hanya kenyamanan tapi Jiwa selalu berhasil membuat Abin salah tingkah dengan perbuatannya bahkan Jiwa sering memperhatikan hal-hal yang kecil menurut Abin,contohnya, Jiwa selalu menghibur Abin ketika Abin sedang merasa sedih. Abin rasa Abin sudah jatuh cinta dalam-dalam kepada Jiwa.

#Dina

Hari ini Abin dan Arthur mendapat tugas dari sekolah untuk menyebar undangan mengenai sport day yang akan diadakan pada tanggal 13-18 September 2021. Sekolah terakhir yang Abin kunjungi adalah SMAN 1 yang kebetulan adalah sekolahnya Jiwa.

“Hai,gue Dina sekretaris osis sekolah ini.” sapa Dina.

“Hai,gue Bintang dan ini Arthur ketua osis SMANDU.” sapa balik Abin.

“Ini undangan mengenai sport day,kalo ada pertanyaan lebih lanjut bisa hubungi gue atau Abin.” ucap Arthur.

“Oh siap siap,kebetulan kan anak osis lagi kumpul ni ya boleh ga kalo kalian jelasin sedikit tentang sport day yang akan diadakan sama sekolah kalian.” kata Dina.

“Boleh dong,ya kan thur?” tanya Abin meminta persetujuan Arthur.

“Yauda.” ucap Arthur.

Mereka pun menuju ruang osis SMAN 1 untuk menjelaskan acara sport day itu. Di tempat lain yaitu kantin kini ada Aca,Dhefin,dan Jiwa yang sedang jajan sekaligus menunggu Abin keluar dari ruang osis.

“Jadi gitu aja si ya nanti kalo ada apa apa bisa chat gue atau Arthur juga boleh.” ucap Abin sambil berjalan keluar dari ruang osis.

“Siap siap btw makasi ya bin thur udah menyertakan SMAN 1 hehe” kata Dina.

“Yauda kita balik ya din makasi juga udah nerima kita baik-baik” ucap Abin.

Saat Abin ingin berjalan lawan arah dari kantin terdengar suara yang memanggil Abin yang Abinpun tahu siapa pemilik suara tersebut, “Abinay Abinay” panggil Jiwa.

“Binay sini makan bareng” ajak Jiwa.

“Ih gaenak anjir masa gabung sama kalian” tolak Abin.

“Gapapa si kan lu juga abis nganter undangan,udah ayo.” ucap Jiwa sambil menarik tangan Abin.

Kini meja mereka menjadi pusat perhatian bukan hanya karena Abin dan Arthur yang tiba-tiba gabung dengan Jiwa dkk melainkan karena mereka iri dengan Abin yang bisa makan bersama 4 laki-laki berwajah tampan seperti Jiwa,Arthur,Dhefin,dan Aca.

“Oh bener itu bintang yang lagi deket sama jiwa” batin Dina.

#Niel?

Kini mereka sedang berada di Lalune cafe,mereka duduk secara terpisah, Abin dan teman-temannya memilih outdoor bagian kiri dan Jiwa memilih outdoor bagian kanan. Saat Odine melihat sekeliling ia tidak sengaja melihat kearah pengunjung lain dan betapa terkejutnya ia setelah sadar bahwa pengunjung tersebut mirip dengan mantan Abin. Ah,bukan mirip melainkan memang benar itu Daniel tapi ia tidak sendiri,ia bersama perempuan lain.

“Lu kenapa si din?” tanya Zee.

“Ada dia disini.” jawab Odine.

“Dia?” bingung Abin.

“Niel.” kata Odine.

“Ah shit!” seru Abin.

Setelah Abin mengetahui itu,Abin terlihat gelisah ia takut Daniel sadar bahwa Abin juga berada di tempat yang sama.

“Balik aja yuk” saran Abin.

“Lu gak nyaman pasti ya bin” kata Zee.

Saat Abin berdiri dan hendak pergi dari tempat ini ia malah menabrak orang dan sialnya ia menabrak perempuan yang bersama Daniel.

“Eh maaf mba.” ucap Abin.

“Kalo jalan tu hati-hati mba!” seru perempuan itu.

“Iya mba gak sengaja,” kata Abin.

“Hey kamu gapapa?” tanya laki-laki itu yang menghampiri perempuannya.

“Mba maaf ya tadi pacar saya buru-buru” ucap laki-laki itu.

“Iya gapapa mas saya yang salah kok” kata Abin sambil menarik Odine dan Zee.

“Kanaya.” panggil laki-laki itu.

“anjing dia sadar kalo ini gue” pikir Abin.

“Ay ay tunggu” tahan Daniel.

“Niel stop udah gak ada yang perlu kamu jelasin lagi,semua yang aku liat tadi itu udah cukup buat jadi alesan” ucap Abin.

“Dan ini siapa?” tanya perempuan itu.

“Sorry mba mending jagain cowonya deh soalnya kelakuan cowo mba tu lebih dari buaya.” tegas Abin.

Jiwa dan kawan-kawan yang melihat ada keributan pun langsung menghampirinya,dan ia kaget ternyata yang ribut itu adalah Abin tapi Jiwa tidak tahu Abin ribut dengan siapa.

“Sebentar ini ada apa ya?” tanya Jiwa.

“Ini mas cewe ini genit ke cowo saya” kesal perempuan itu.

“Jiw jiw udah ayo balik aj gue males banget berurusan sama orang kaya mereka ngabisin waktu banget” ucap Abin yang menarik tangan Jiwa dan keluar dari cafe tersebut diikuti oleh pasukan mereka.

Kini yang menyetir mobil adalah Harsya dan ditemani oleh Zee,Odine dan Dhefin di bagian tengah,dan bagian belakang diisi oleh Jiwa dan Abin. Sayang sekali waktu bersantai mereka terbuang sia-sia karena harus berurusan dengan orang yang tidak jelas

#Niel?

Kini mereka sedang berada di Lalune cafe,mereka duduk secara terpisah, Abin dan teman-temannya memilih outdoor bagian kiri dan Jiwa memilih outdoor bagian kanan. Saat Odine melihat sekeliling ia tidak sengaja melihat kearah pengunjung lain dan betapa terkejutnya ia setelah sadar bahwa pengunjung tersebut mirip dengan mantan Abin. Ah,bukan mirip melainkan memang benar itu Daniel tapi ia tidak sendiri,ia bersama perempuan lain.

“Lu kenapa si din” tanya Zee.

“Ada dia disini” jawab Odine.

“Dia?” bingung Abin.

“Niel.” kata Odine.

“Ah shit” ucap Abin.

Setelah Abin mengetahui itu,Abin terlihat gelisah ia takut Daniel sadar bahwa Abin juga berada di tempat yang sama.

“Balik aja yuk” saran Abin.

“Lu gak nyaman pasti ya bin” kata Zee.

Saat Abin berdiri dan hendak pergi dari tempat ini ia malah menabrak orang dan sialnya ia menabrak perempuan yang bersama Daniel.

“Eh maaf mba.” ucap Abin.

“Kalo jalan tu hati-hati mba!” seru perempuan itu.

“Iya mba gak sengaja,” kata Abin.

“Hey kamu gapapa?” tanya laki-laki itu yang menghampiri perempuannya.

“Mba maaf ya tadi pacar saya buru-buru” ucap laki-laki itu.

“Iya gapapa mas saya yang salah kok” kata Abin sambil menarik Odine dan Zee.

“Kanaya.” panggil laki-laki itu.

“anjing dia sadar kalo ini gue” pikir Abin.

“Ay ay tunggu” tahan Daniel.

“Niel stop udah gak ada yang perlu kamu jelasin lagi,semua yang aku liat tadi itu udah cukup buat jadi alesan” ucap Abin.

“Dan ini siapa?” tanya perempuan itu.

“Sorry mba mending jagain cowonya deh soalnya kelakuan cowo mba tu lebih dari buaya.” tegas Abin.

Jiwa dan kawan-kawan yang melihat ada keributan pun langsung menghampirinya,dan ia kaget ternyata yang ribut itu adalah Abin tapi Jiwa tidak tahu Abin ribut dengan siapa.

“Sebentar ini ada apa ya?” tanya Jiwa.

“Ini mas cewe ini genit ke cowo saya” kesal perempuan itu.

“Jiw jiw udah ayo balik aj gue males banget berurusan sama orang kaya mereka ngabisin waktu banget” ucap Abin yang menarik tangan Jiwa dan keluar dari cafe tersebut diikuti oleh pasukan mereka.

Kini yang menyetir mobil adalah Harsya dan ditemani oleh Zee,Odine dan Dhefin di bagian tengah,dan bagian belakang diisi oleh Jiwa dan Abin. Sayang sekali waktu bersantai mereka terbuang sia-sia karena harus berurusan dengan orang yang tidak jelas

#Jalan

Malam ini mereka masih dalam perjalanan kearah Bandung,saat Odine melihat Daniel komentar disalah satu tweet'an Abin Odine menahan untuk tidak teriak dan histeris. Pasalnya Daniel ini adalah mantan Abin yang kini berkuliah di Bandung dan mereka berduapun putus tanpa ada kata pisah,setelah ia bilang akan pergi ke Bandung Daniel langsung menghilang begitu saja dan sekarang baru muncul lagi.

“Bin lu kenapa? kebelet ya? bntr bntr cari rest area dulu deh ya” ucap Aca yang melihat Abin seperti gelisah.

“Bin u okay?” tanya Jiwa.

Abin hanya diam saja dan mendiamkan mereka yang bertanya kepada Abin. Saat di rest area Abin langsung lari kearah kamar mandi dan disusul oleh Odine dan Zee yang baru bangun dan jelas ia tidak tahu apa-apa mengenai kabar Daniel.

“Lo nangis bin?” tanya Odine.

“Din kenapa dia tiba-tiba dateng lagi?” tanya balik Abin yang sedang menangis.

“Udah udah bin lupain ya kita kan mau happy happy disini” ucap Zee yang sebenarnya bingung apa yang terjadi dengan temannya ini.

“Gue kaya bingung bgt kenapa harus sekarang munculnya” kesel Abin.

“Bin jangan ditanggepin ya udah diemin aja okay” kata Odine.

Saat Abin sudah merasa baikan,mereka bertiga pun kembali ke mobil.

“Bin lo kenapa? ada yang nyakitin lo? siapa bin bilang!” seru Jiwa yang melihat mata Abin seperti orang habis nangis.

“Udah yuk lanjut aja” ucap Zee.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya,kini bagian Jiwa yang menyetir dan ditemani oleh Abin perempuan idaman kalo kata Jiwa. Mereka semua tertidur kecuali Jiwa dan Abin,Abin hanya menatap kearah jendela sedari tadi Jiwa ingin mengajak berbicara pun enggan ia seperti tidak mau diganggu.

“Jiw gue boleh sandaran ke lo?” tanya Abin hati-hati takutnya Jiwa akan risih.

“Boleh bin sini,kalo lo butuh apapun bilang ya.” jawab Jiwa sambil menepuk pundaknya.

“Gak keberatan kan nyetir sambil kaya gini gue gaenak deh” ucap Abin.

“Gapapa gue bisa kok” kata Jiwa.

“Bin tadi handphone lo bunyi kayanya ada yang telpon dan setelah itu ada chat masuk tenang gue gak baca isi pesannya apa. Bin kalo lo ada masalah lo bisa cerita ke gue jangan dipendem gitu gak baik.” ucap Jiwa sambil mengelus rambut Abin.

“Jiw mantan gue balik lagi,dia tau gue di Bandung ya karena gue post juga si ya tapi gue gak mikir kalo dia masih pake twitter itu kita gak ada kata putus dia ninggalin gue gitu aj dan gue dapet kabar kabarnya dia,dia udah punya cewe gue sedih waktu itu kalo diinget jg masih sedih” jelas Abin.

“Bin disetiap masa lalu itu selalu ninggalin pesan tersiratnya,misalnya lo ditinggalin gitu aja karena cowo lo mau lo jadi orang yang lebih kuat dan lain lain gitu deh” ucap Jiwa.

“Percaya deh bin akan ada pelangi setelah abu-abunya hidup lo itu.” kata Jiwa meyakinkan Abin.

Abin yang bersandar dibahu Jiwa dan mendengarkan omongan Jiwa pun mulai hanyut dalam kenyamanan yang Jiwa buat.