uwooskyes

Siap

#Siap?

Abin keluar kamar dan melihat kondisi ruang tamu yang sepi entah mereka pada di mana,Abin menuju dapur dan betapa terkejutnya ia melihat Aca yang sedang memasak.

“Ngapain lo?” tanya Abin.

Aca terkejut mendengar suara Abin, “Astaga Bin kaget anjir.”

Aca menunjuk masakannya, “Lagi buatin lo makan.”

“Emang gue mau makan?” tanya Abin.

“Harus mau ini enak banget rasanya 11 12 sama restoran bintang 10.” jawab Aca.

Abin tersenyum kecil, “Bintang cuma ada 1.”

“Iya lo kan bintangnya gue.” ucap Aca sambil menaikan kedua alisnya.

Abin melempar sayuran yang ada di dekatnya ke arah Aca, “Basi banget.”

Abin memutar badannya berniat meninggalkan Aca namun Aca menahannya dan menarik Abin ke dalam pelukannya.

“Jangan sedih,lo gak pantes dibikin sedih sama orang macem dia.” ucap Aca sambil mengusap rambut Abin.

Abin terlihat seperti menahan tangisnya karena ia tidak mau menangis dihadapan teman-temannya, “Ada gue Bin tenang aja kalo lo ada apa-apa bisa bilang gue.” kata Aca.

Zee yang melihat adegan mereka berpelukan pun sengaja batuk agar mereka sadar bahwa di situ ada Zee juga.

“Ehem uhuk uhuk aduh aduh air mana air.” ucap Zee.

Mereka berdua yang sadar ada orang lain langsung ikutan panik mencari air untuk Zee.

Zee tertawa, “Hahaha gue boongan.”

Abin yang melihat itu langsung menghampiri Zee dan menjitak dahi Zee, “Sialan lo.”

Zee langsung memeluk sahabatnya itu, “Jangan ngurung mulu di kamar ntar gue usir lo,” ucap Zee, “Bin jangan sedih lagi ya udah ayo kita liburan aja.”

“Besok gue mau pulang.” kata Abin yang melepas pelukan Zee.

“Mau kemana?” tanya Aca.

“Pulang aja gue kangen rumah.” jawab Abin.

Aca mendekat ke arah Abin, “Kalo ada apa-apa telpon gue.”

“Aduh masih aja lo bedua.” ucap Zee.

“Apaan.” kata Abin.

“Tembak dong Ca.” usul Zee.

“Iya nanti.” kata Aca.

Abin terlihat kaget mendengar perkataan Aca karena sebenarnya ia sudah tidak bisa lagi bersama Aca.