uwooskyes

Selamat

#Selamat Hari Ibu

Malam ini bintang bertaburan di langit seakan merestui makan malam ibu dan Gazi, Kalana sengaja mereservasi tempat ini untuk dinner karena sesungguhnya Kalana sudah merencakan kejutan untuk mereka berdua.

Kalana dan Abimanyu akhirnya menginjakkan kaki di Jakarta lagi setelah hampir 1 tahun tidak pernah berkunjung ke Jakarta karena Abimanyu bekerja di luar kota.

Kalana sudah melihat kehadiran ibu dan Gazi dari jauh, ia tersenyum ketika melihat dua orang yang begitu ia sayangi sedang tertawa entah apa yang mereka tertawai.

Malam ini, Kalana dan Abimanyu membawa ketiga anaknya untuk turut hadir di perayaan hari Ibu yang ia buatkan untuk ibu kesayangannya. Salah satu pelayan sudah memberikan buket bunga yang sudah ia siapkan, ibu menerimanya dengan senyuman lebar khas ibu yang membuat Kalana menjadi terbawa suasana. Ah, ia sangat merindukan mamanya.

Setelah buket bunga, kini ibu menerima sebuah kotak berisikan cincin emas putih yang terlihat sangat indah, ibu terkejut saat menerima itu karena cincin tersebut adalah salah satu cincin yang ibu ingin waktu dulu dan tak disangka Abimanyu sudah membelikan benda itu saat ibu berbicara kepadanya bahwa ia ingin cincin itu.

Dan ini saatnya lah Kalana dan Abimanyu keluar menghampiri ibu dan Gazi, mereka tidak begitu sadar sampai akhirnya Kayla memanggil ibu, “Omaaaaaaaaa.” Kayla berlari memeluk omanya itu.

Mata Kalana bergelinang air mata, sungguh ia merindukan rumahnya. Gazi berdiri menyambut kedatangan sang adik yang sudah lama tidak ia jumpai, “Waduh waduh adik kecil ku satu ini tiba-tiba pulang,” Gazi memeluk erat Kalana tak lupa juga mengusap dan mencium kepala Kalana.

Sekarang Kalana memang sudah menjadi ibu tiga anak tapi dimata Gazi Kalana tetaplah adik kecilnya yang harus ia lindungi dan jaga kemanapun Kalana pergi.

“Ya Allah mas kamu jauh-jauh datang ke sini untuk apa toh mas.” omel ibu sembari memukul pelan Abimanyu.

Yang ditegur hanya tersenyum, sebenarnya ia tidak berniat untuk pulang hari ini karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan segera namun beberapa hari sebelum hari ini ia bertengkar besar dengan Kalana dan itu membuat Abimanyu merasa malu. Kalana yang meminta ia untuk luangkan waktu satu hari saja agar mereka bisa mengunjungi ibu di Jakarta, Kalana yang mempersiapkan semuanya bahkan hadiah-hadiah kecil untuk ibu. Ada satu kalimat yang membuat Abimanyu merasa sangat bersyukur sudah menikahi perempuan seperti Kalana, “Mas, kita ini emang punya banyak uang tapi bukan berarti kamu bisa seenak-enaknya sama uang mas, setiap bulan atau tahun kamu selalu ngirimin uang ke ibu dengan jumlah yang banyak tapi aku bukan permasalahin soal uangnya melainkan ibu itu kangen sama kita mas bukan sama uang kamu dan rasa kangen itu gak bisa kamu bayar pake uang mas, jadi aku mohon untuk kali ini kamu luangin waktu kamu untuk ibu, hanya untuk ibu mas.” perkataan seperti inilah yang membuat Abimanyu sadar bahwa yang ibunya butuhkan hanyalah kehadiran anaknya bukan lagi soal uang.

“Neng, terima kasih banyak ya.” ucap ibu memegang tangan Kalana.

Kalana tersenyum dan memeluk ibu, “Bu gak usah terima kasih kan kala bilang, nemuin ibu tuh udah kewajiban kita bu,”

“Kita emang udah berkeluarga sendiri tapi bukan berarti kita lupa sama rumah pertama kita.” lanjut Kalana.

“Oma senang gak kay main ke sini?” tanya Kayla—si anak tengah.

“Oh senang dong, oma bisa main-main sama kakak kay, abang saga, dan adik arsen.” jawab ibu sembari memangku Kayla.

Hari ini menjadi hari yang paling indah untuk mereka semua, ibu yang begitu senang bermain dengan cucu-cucunya dan Abimanyu yang sedang berbincang-bincang dengan Gazi, kalau Kalana hanya diam memerhatikan mereka karena sesungguhnya dirinya lah yang paling bahagia bisa bertemua lagi dengan rumahnya.

“Bunda senang?” tanya Sagara—anak pertama Kalana dan Abimanyu yang memiliki sifat mirip dengan Abimanyu.

“Seneng dong, bunda udah lama banget gak ketemu mereka, kalo abang gimana?” tanya balik Kalana.

Sagara menatap bundanya itu, “Saga seneng kalo bunda seneng, terima kasih ya bun.”

Kalana sedikit terkejut mendengarnya, “Makasih untuk apa?”

“Makasih bunda udah mau merawat saga dan adik-adik dengan baik, maafin saga suka males bantuin bunda.” tutur Sagara.

Kali ini air mata Kalana benar-benar sudah tidak bisa ditahan, ia bangga kepada anak-anaknya terutama Sagara.

“Kata temen saga hari ini hari ibu tapi saga gak punya ibu, saga punyanya bunda yang hebat dan keren,” kata Sagara.

Sagara mengeluarkan sebuah benda dari kantong celananya, “Ini untuk bunda, kemarin saga buat sama Kevin, saga cuma bisa buatin itu karena saga belum punya uang, selamat hari bunda ya bun.”

Kalana benar-benar dibuat kaget dengan Sagara pasalnya Sagara ini anak yang pendiam dan sangat cuek namun ternyata dibalik dirinya yang seperti itu ia juga memiliki sifat yang mampu membuat orang di sekitarnya meleleh.

Kalana memeluk erat Sagara sembari menangis, Abimanyu yang sadar perempuanya menangispun langsung ia dekati, “Bunda kenapa bang?”

Sagara menggendikan bahunya cuek, “Aku dikasih ini sama abang.” ucap Kalana menunjukkan origami yang berbentuk burung.

Gazi tersenyum bangga kepada keponakannya itu, “Emang keren nih laki satu.”

Abimanyu menghela nafas lega dan memeluk Sagara namun ditolak oleh Sagara, “Lebay ah peluk-peluk.”

Ibu dan Gazi tertawa mendengar penolakan itu, “Abang emang gengsian.” celetuk Kayla.

Sebagai gantinya Kalana lah yang memeluk suaminya itu, “Sini-sini kita peluk papa.”

Kayla dan Arsenal berlari memeluk kedua orang tuanya sedangkan Sagara berjalan pelan karena terpaksa, kini Kalana dan Abimanyu sedang berpelukan bersama anak-anaknya.

Gazi yang melihat ibu berkaca-kaca langsung merangkul ibu, “Ibu tenang aja masih ada Gazi.”

Gazi dan ibu merasa bangga melihat keluarga kecil Kalana dan Abimanyu karena mereka berdua berhasil menciptakan keluarga yang harmonis dan banyak kebahagiaan di dalamnnya.

“Selamat hari ibu, ibuku.” ucap Abimanyu yang memeluk erat ibu.

Tak lupa juga ia mengucapkan kepada sang istri yang kini sudah menjadi ibu dari tiga anaknya.

“Selamat hari ibu, istri cantikku.” tutur Abimanyu mencium kening Kalana.

Hari ini ditutup dengan pertunjukkan kembang api yang sudah Abimanyu siapkan, mereka semua menatap langit yang sebentar lagi akan dihiasi oleh kembang api indah. Abimanyu merangkul ibu dan Kalana, dua orang yang banyak berjasa dihidup Abimanyu.

“I love u bu, bun.” tutur Abimanyu menempelkan kepalanya kepada ibu dan Kalana.

Rasanya hari ini adalah hari terbahagia ibu, kepulangannya Abimanyu dan Kalana membuat ibu sangat bahagia. Ibu hanya berharap untuk ke depannya keluarga mereka semakin dilimpahkan rezeki berkali-kali lipat dari ini.