uwooskyes

Night

#Night Talk

Gazi tidak mengetahui secara keseluruhan masalah Kalana tapi Gazi paham betul bahwa sekarang adiknya sedang merasa terpuruk, sangat terpuruk.

Kalana menuruni tangga dengan lemas seraya menahan tangisnya, Gazi yang melihat itu langsung menghampiri adik kesayangannya dan membentangkan kedua tangannya.

Kini Kalana sedang menangis dipelukan Gazi setelah sekian lama mereka tidak seperti ini, Gazi mengelus kepala dan punggung Kalana.

“Nangis sampe kamu puas Kalana.” ucap Gazi.

Setelah dirasa puas, Kalana berhenti menangis, hidungnya merah dan matanya sedikit bengkak.

“Aku gak tau masalah utama kamu sama Abimanyu apa, tapi aku yakin banget kalo Abimanyu sebenarnya gak berniat nyakitin kamu. Aku marah banget sama dia, berani-beraninya dia bikin adik aku galau gini.” ujar Gazi sembari merapikan rambut sang adik.

“Aku tuh bingung kak, apa alasan kak Abim bersikap kaya gitu,” jeda Kalana.

“Kita tuh awalnya baik-baik aja kak, bener baik-baik aja sampe aku lupa awalnya tuh kenapa kita bisa jadi sejauh ini.” lanjut Kalana.

“Kamu tau gak sih dek, ada hal yang mungkin akan kita rasakan ketika kita jatuh cinta, kita harus siap sama apapun yang akan terjadi di dalam hubungan itu, salah satunya ini,” tutur Gazi.

“Hubungan itu adalah bertahan dalam setiap cobaannya, ketika kita merasa tersakiti, hanya ada dua pilihan. Bertahan walau disakiti atau pergi karena ingin bahagia. Kamu kan tinggal pilih.” lanjut Gazi.

“Aku pun yakin kak Abim bukan orang yang kaya gini, aku tau banget kak, aku suka sama dia bukan 1 tahun atau 2 tahun tapi kalo ditotal lbh dari itu kan.” kata Kalana.

“Cinta itu bukan tentang betapa sempurnanya hubungan kamu, seberapa lama kamu kenal dia atau suka dia, tapi bagaimana cara kamu bisa bertahan sekalipun kamu sedang bertengkar hebat. Kamu masih mau bertahan Kalana?” tanya Gazi sembari menatap dalam Kalana.

“Masih kak, masih, aku sayang sama kak Abim bukan karena suatu hal, aku sayang sama dia karena itu dia.” jawab Kalana.

Gazi mengusap kepala Kalana, “Ah, kamu kok udah dewasa gini sih dek.”

Kalana yang mendengar itu merasa tersentuh dengan ucapan Gazi, “Kamu mah jangan gitu dong, aku nanti nangis lagi.”

“Sini peluk lagi,” ucap Gazi seraya menarik Kalana masuk ke dalam pelukannya.

“Kamu sekarang udah bertumbuh dewasa banget, dulu kamu selalu manja ke aku tapi sekarang kok udah gak, aku bangga banget sama kamu, maafin aku ya sering ninggalin kamu dulu dan sekarang.” tutur Gazi.

Ia sengaja mengajak Kalana berbincang di ruang tamu, karena sesungguhnya ruang tamu adalah ruangan yang sangat Kalana benci sedari dulu. Banyak yang terjadi di ruang tamu, entah pertengkaran kedua orang tuanya atau mereka berdua tidak sengaja melihat adegan tidak senonoh di ruang tamu yang dilakukan ibu mereka dengan laki-laki yang berbeda.

Gazi ingin menghapus kenangan buruk yang ada diingatan Kalana mengenai ruang tamu ini karena bagaimanapun ruang tamu itu dahulunya banyak menyimpan kenangan harmonis keluarganya. Biarkan lah yang buruk itu dikubur dalam-dalam dan kini mereka berdua harus hidup bahagia dan meninggalkan luka yang dahulu.