uwooskyes

Jendela

#Jendela

Nara tersenyum lebar melihat ke arah jendela rumah sebelah yang menampakkan Pian sedang memainkan gitar kesayangannya itu.

Jendela itu terbuka lebar dan mengakibatkan suara merdu miliknya terdengar jelas oleh Nara.

The only place I call home You arе Every hope and dream I've ever had You are In other lifetimes, without any doubt I'll keep choosing you

Pian menyanyikan lagu yang seringkali Nara putar setiap malam, lagu itu memang penenang untuk Nara dan Nara tidak tahu bahwa Pian mengetahui hal tersebut.

Pian menatap ke arah Nara yang kini terlihat sedang menikmati lagu yang ia mainkan, jarak rumah mereka itu tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat.

Namun, tiba-tiba Pian mengangkat tangannya memberi isyarat “tunggu sebentar.”, Pian terlihat sedang mencari sesuatu dan ternyata ia mencari sebuah kertas dan pulpen biru kesukaannya.

Pian mengangkat kertas itu dan menuliskan, “ Gimana? udah baikan?”

Nara mengangguk sembari tersenyum, ia memang merasa sangat lebih baik berkat Pian.

Pian menulis lagi, “Masuk, nanti masuk angin, boleh ketemu di bawah gak?”

Nara merespon dengan memberi jempol tangannya menandakan bahwa ia menyetujuinya.

Tak perlu lama-lama Nara langsung turun ke bawah dan menunggu Pian.

“Nih, simpan, jangan makan terlalu banyak nanti sakit gigi.” ujar Pian yang memberi 4 kardus yupi—cemilan kesukaan Nara.

Tak henti-hentinya Nara tersenyum, “Makasih ya mas, kalo gitu Nara masuk dulu.”

Pian mengangguk dan menunggu Nara memasuki rumahnya terlebih dahulu.

Dibalik pintu rumah Nara, ia sedang loncat-loncat kegirangan, “Oh gini rasanya jatuh cinta.” kata batin Nara.