#Jatuh Lagi?
Julian melepas jaket dan helm yang ia kenakan, ia melihat Amara tersenyum lebar yang sedang melayani pelanggannya dengan baik, ia berpikir kembali apakah ia harus masuk atau justru memakai jaket dan helmnya lagi dan lanjut berjalan sesuai hatinya karena dirasa tidak enak menganggu Amara yang sedang bekerja.
Amara sadar orang yang ia tunggu sudah ada di parkiran namun tak kunjung masuk juga, akhirnya mereka bertatap-tatapan dilapisi oleh jendela, tangan Amara melambai-lambai menyuruh lelaki itu masuk.
“Lama banget masuknya, lagi mikirin apaan lu!” tegur Amara.
Baru kali ini Julian terpana melihat penampilan Amara, rambutnya terurai, ia memakai apron bewarna putih dan bercorak bunga-bunga yang membuat Amara terlihat lebih indah dari biasanya.
Amara memukul lengan Julian, “Woi! bengong aja.”
“Hah,” Julian tersadar, “iya apa ra?”
“Mau pesen apa?” tanya Amara dengan tatapan lembut.
“Yang best seller aja deh pokoknya.” jawab Julian mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat.
“Yaudah, lu naik ke atas lantai 2 aja ke balkonnya, gue ganti baju dulu.” tutur Amara.
Julian menunggu di balkon yang Amara katakan, sepertinya lantai ini hanya untuk orang-orang tertentu karena kalau Julian lihat secara keseluruhan lantai ini hanya memiliki 3 ruangan dan setelah itu hanya ada ruang terbuka untuk kumpul keluarga.
“Capek kenapa sih yan?” Amara datang dengan sebuah pertanyaan.
Julian tersenyum tipis, “Maksud gue, gue capek nunggu depan rumah gak disuruh masuk ya mana gue laper kan.”
Amara tertawa kecil, “Kasian amat, itu pesanan lu dikit lagi juga dianter pasti.”
“Punya lu?” tanya Julian.
Amara mengernyitkan keningnya, “Ini?”
Julian mengangguk, “Bukan, bukan punya gue,” kata Amara.
“Punya keponakannya nyokap.” lanjut Amara.
Akhirnya makanan dan minuman yang Julian pesan datang juga, mata Julian tidak lepas dari makanan yang kini sedang dihidangkan.
“Kayanya enak.” ucap Julian.
“Bukan kayanya lagi tapi emang enak yan.” senyum bangga Amara.
Amara memerhatikan Julian, ia merasa Julian adalah orang yang sama dengan beberapa belas tahun ke belakang, tidak ada perubahan yang spesifik menurutnya. Ia rasa perasaannya akan muncul kembali kalau terus-terusan berurusan dengan Julian.