uwooskyes

lie

#Lie

Jiwa memarkirkan motornya di bagasi lalu ia buru-buru memasuki rumahnya dan melihat kearah kekasihnya yang duduk di ruang tamu sembari menatap laptopnya.

“Ay maaf.” ucap Jiwa yang menyesali perbuatannya.

Abin bangkit dari duduknya dan menghampiri Jiwa yang berdiri menundukkan kepalanya, “Hey gapapa ayo buka bareng aku gak sabar.”

Melihat Abin tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa malah membuat Jiwa makin merasa bersalah. Kini mereka sudah melihat hasilnya dan ternyata mereka berdua lolos dipilihan pertama.

Abin melompat-lompat ke girangan melihat hasilnya ia senang karena akan sekampus dengan kekasihnya itu, “Yeay kita sekampus.”

Jiwa tersenyum, “Ay seneng ya?” tanya Jiwa.

“Ya seneng lah emang kamu gak seneng?” tanya balik Abin.

Jiwa berdiri dan memeluk perempuan kesayangannya, “Seneng lah Abinay.”

Bunda melihat kejadian itu sambil tersenyum hangat,ia bersyukur Jiwa bertemu perempuan yang hebat dan kuat padahal sebelum Jiwa datang wajah Abin terlihat khawatir dan seperti ingin menangis namun bunda berhasil membuat Abin merasa tenang.

“Udah dulu pelukannya sini makan kue buatan menantu ibun.” ucap bunda yang membawa kue buatan Abin.

“Pasti enak deh.” kata Jiwa sambil tersenyum kearah Abin.

Jiwa menyuap satu potongan kue tersebut, “Waduh ini mah enak banget.”

Abin sudah ketar-ketir takut tidak enak atau tidak sesuai dengan ekspektasi mereka namun ternyata Jiwa dan Bunda bilang rasanya enak.

“Gara bunda mau bicara sebentar boleh?” tanya bunda.

Jiwa menengok ke arah Abin seakan-akan meminta izin kepada Abin, “Sana gih.” ucap Abin.

Akhirnya Jiwa dan bunda pergi ke dapur untuk menanyakan kemana Jiwa tadi, “Tadi kamu kemana Gara?”

Jiwa menunduk, “Dina minta tolong ke aku bun.”

“Minta tolong apa?” tanya bunda.

“Iya aku jemput Dina tapi cuma bener-bener jemput kok bun.” jawab Jiwa.

“Abin tadi hampir nangis loh bahkan dia nungguin kamu lama banget di rumahnya,jangan lupa minta maaf dan kasih tau apa yang sebenarnya terjadi,” ucap bunda, “bunda gak suka kamu bohong ya Gara.” lanjut bunda.

Jiwa belum menjawab namun bunda sudah pergi lebih dulu meninggalkan Jiwa yang sedang menunduk dengan rasa penyesalannya.