uwooskyes

different

#Different Ways

Sore ini rumah yang biasanya sepi, sunyi, dan hening terlihat berbeda. Banyak bangku-bangku dan tenda yang sudah terpasang tak lupa juga bendera kuning yang berkibar terkena angin sepoi-sepoi.

Suara tangisan tak henti-henti bersahutan, Jessi memeluk kencang foto yang ia temukan di kamar Naresha, foto mereka berdua saat terkena hukuman ospek 2 tahun lalu.

Sedangkan Bian, ia hanya melamun, ia menangis namun dalam diam di sampingnya ada Daniel, Daniel tidak henti mengusap pundak Bian seakan-akan memberi kekuatan untuk laki-laki itu.

Naresha tinggal sendiri, kedua orang tuanya sudah pergi lebih dahulu sejak Naresha berusia 10 tahun. Sejak saat itu, ia tinggal bersama neneknya sampai ia lulus sekolah dan tak lama Naresha lulus sekolah, neneknya mengikuti jejak kedua orang tua Naresha yaitu meninggal dunia maka dari itu Naresha hanya punya diri sendiri yang bisa ia andalkan untuk melakukan semuanya.

Rasanya dunia Bian hancur seketika, ia sangat menunggu hari ini dimana ia akan bertemu dengan cinta yang ia tunggu-tunggu namun takdir lagi-lagi berkata lain. Ia harus mengikhlaskan bahwa kini cintanya tidak akan pernah datang lagi dikehidupan Bian.

Waktu tetap berjalan kini mereka semua sudah siap untuk mengantarkan Naresha ke tempat peristirahatan terakhirnya, Jessi berdiri di sebelah tante Ina—tantenya Naresha.

“Sha, lu bilang lu mau ketemu bian kan sha, hari ini kita ketemu bian sha, harusnya tadi gue aja yang jemput lu sha, tolong bangun sha!” tangisan Jessi semakin memuncak sembari memeluk nisan kayu yang bertulisan Naresha Putri Kencana.

Kini gantian, Bian yang ada di samping Naresha, ia hanya diam memandangi, mengusap, bahkan mencium nisan tersebut.

Berat untuk Bian meninggalkan tempat ini, rasanya ia ingin berada di samping Naresha selamanya.

Bukan ketidakkekalan yang membuat kita menderita. Yang membuat kita menderita adalah menginginkan hal-hal menjadi permanen, padahal itu tidak akan pernah bisa. Siapa pun yang kehilangan sesuatu yang mereka pikir milik mereka selamanya, akhirnya menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar milik mereka.

Ada kalanya kita harus merelakan seseorang untuk pergi meninggalkan kita. Ya, kehilangan adalah salah satu proses dalam kehidupan. Mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, pasti semua manusia akan mengalaminya. Tentu kita tidak akan pernah siap untuk kehilangan orang yang kita sayang apakah itu orang tua, saudara kandung, kakek nenek, kerabat dekat, hingga sahabat, semuanya meninggalkan lubang di hati.

Semoga Bian dapat menemukan cinta yang sama seperti Naresha, begitupun sebaliknya.

Rest In Peace Naresha Putri Kencana🌹