#Rooftop

Lantai paling atas rumah nenek Abimanyu sangat indah malam ini, lampu-lampu jalanan membuat pemandangan malam ini terasa menyejukkan.

Abimanyu mengeluarkan rokoknya, “Aku ngerokok ya.

Kalana menengok ke arah Abimanyu, “ Sejak kapan?”

“Udah lama, kalo lagi banyak pikiran larinya ke sini.” ucap Abimanyu.

Kalana mendekati Abimanyu, “Sekarang lagi banyak pikiran dong?”

Abimanyu menatap lurus ke jalanan dan mengangguk.

“Banyak hal yang akhir-akhir ini terjadi dan bikin kita renggang.” kata Abimanyu.

Kalana tahu itu, hubungan mereka memang sedang diujung tanduk, Abimanyu gerak sedikit makin jauh lah Kalana.

Bukan Abimanyu tidak ingin menjelaskan di awal, hanya saja keadaannya membuat Abimanyu rumit untuk menjelaskan.

“Kamu selalu bilang tunggu, tapi kalo aku gak bisa nunggu kamu gimana?” tanya Kalana.

“Kamu percaya aku kan?” tanya balik Abimanyu.

Kalana sangat percaya Abimanyu, bagaimana ia bertahan sampai sekarang kalau tidak didasari oleh kepercayaannya.

“Sedikit lagi, aku janji sedikit lagi.” kata Abimanyu sembari menatap mata indah Kalana.

Kalana menunduk, ia rasa tembok kekuatannya yang ia sudah tahan dari lama runtuh juga hari ini.

Abimanyu membuang putung rokok miliknya, ia memeluk sang kekasih sangat erat sembari mengelus kepalanya.

“Maaf, bau rokok.” ujar Abimanyu.

“Kamu janji ya kak harus buktiin kalo kamu itu bukan seperti yang orang pikirkan.” tutur Kalana.

Abimanyu mengangguk seraya mencium kening Kalana, “Terima kasih untuk semuanya.”

Untuk hari ini Kalana merasakan kembali pelukan itu setelah berbulan-bulan hubungannya renggang, ia senang hari ini bertemu dan menghabiskan waktu bersama Abimanyu. Ia melupakan kejadian tadi siang padahal itu sangat mengganjal untuk Kalana.