#Planning

Jiwa sudah sampai terlebih dahulu di tempat dinner mereka nanti,Jiwa bilang pada Abin ia akan telat padahal nyatanya ia telat karena mempersiapkan kejutan untuk Abin. Jiwa ingin menyatakan perasaannya hari ini karena hari ini adalah hari special untuk dirinya selain ia date seharian dengan Abin hari ini juga merupakan ulang tahun dirinya. Di acara ini sebenarnya Jiwa tidak hanya berdua saja dengan Abin melainkan teman-teman dari mereka juga ikut hadir bahkan bunda Jiwa juga akan ikut menyaksikan putra kesayangannya menyatakan perasaan kepada sang pujaan hati.

“Pin yang bener masang bannernya.” teriak Jiwa.

“Ini udah bener.” kata Dhefin.

“Miring anjing.” kesal Jiwa.

“Palalo miring lo liat pake mata dong Jiw jangan pake mata batin lo.” Dhefin ikut kesal juga karena Jiwa dari tadi banyak omong.

Bunda Jiwa hanya tertawa melihat mereka yang sedang mempersiapkan itu.

∙ ∙ ∙ Berbeda dengan Jiwa,Abin dan teman-temannya malah bersantai dan tenang dalam membantu Abin.

“Udah udah pas kok itu.” ucap Zee memuji baju yang akan dipakai Abin nanti.

“Yaila lo baru mau dinner doang bin bukan lamaran ngape pake baju yang nyapu lantai dah.” kritik Odine.

“Ish iya iyaaaa.” pasrah Abin.

Kini mereka sudah ada bagian-bagiannya,Zee yang menata rambut dan Odine bagian merias wajah Abin.

Abin memutuskan untuk memakai dress berwarna putih dan membiarkan punggungnya yang terekspos. “Widih princess turun dari mana ni.” ucap Odine.

Abin tersenyum setelah melihat dirinya di kaca,benar kata Odine ia terlihat seperti putri kerajaan, “Hahaha makasi guys huhu terharu deh gue.” kata Abin sembari memeluk kedua temannya itu.

“Lo di jemput Jiwa apa gimana?” tanya Zee.

“Gue jalan sendiri si kesana.” jawab Abin.

Abin membuka handphonenya dan mengirim pesan kepada Jiwa bahwa ia sudah siap dan akan berangkat 5 menit lagi.

∙ ∙ ∙

Di hotel kini semuanya sudah siap bahkan Jiwa pun sudah rapih,ia harap hari ini rencananya berjalan dengan lancar.

“Duh anak ibun ganteng banget.” puji bunda Jiwa.

“Hehe ganteng kan bun iya dong anaknya bunda.” bangga Jiwa.

Bunda tersenyum dan berkata, “Nak jangan sakiti Abin ya,Abin sama kaya ibun sama sama perempuan kalau kamu menyakiti Abin sama saja seperti kamu menyakiti ibun loh. Buat dia bahagia dengan apa yang kamu punya.”

Jiwa memeluk bundanya,ia bersyukur bunda ingin kembali pada Jiwa setelah bertahun-tahun meninggalkannya.