#Muncul

Sedari tadi Amara terlihat sudah sangat gelisah, kakinya tidak bisa diam, entah kenapa ia takut untuk bertemu laki-laki itu.

Kini kelas Amara sudah selesai yang artinya sudah menunjukkan pukul tiga sore. Amara tidak langsung keluar kelas ia sedang berpikir kembali, apakah harusnya ia tidak bertemu laki-laki itu.

“Kayaknya nanti gue langsung kabur aja deh.” kata batin Amara.

Amara keluar kelas dan beralih ke kamar mandi terlebih dahulu karena ingin memeriksa penampilannya.

Tidak terlalu jauh untuk menuju parkiran FEB, Julian sudah menunggu di dekat motornya, ia memandangi area sekitar mencari keberadaan perempuan yang ia tunggu.

Dari jauh Amara sudah melihat Julian yang sedang duduk di atas motor miliknya namun Julian tidak sendiri melainkan bersama dua temannya itu.

Saat Amara melangkah mendekati Julian, Julian menangkap keberadaan Amara dan ia berbicara kepada dua temannya itu lalu mereka pergi meninggalkan Amara dan Julian.

Tangan Amara bergetar seperti orang ketakutan bahkan dari raut wajahnya pun sudah terlihat bahwa Amara sedang ketakutan.

“Ini dompet lu.” kata Amara sembari menaruh dompet itu di atas motor Julian.

Setelah mengucapkan kata itu, Amara membalikkan badannya dan berniat untuk pergi namun tangannya ditahan oleh Julian.

“Lu gapapa?” tanya Julian.

Amara mengangguk tanpa menghadap ke arah Julian.

Julian berdiri di depan Amara, “Ngapain lu liat aspal, mending liat gue yang ganteng nih.”

Amara menggepalkan tangannya, sungguh ia ingin sekali memukul Julian saat ini.

“Ra, lu beneran gak inget g—” ucapan Julian terpotong.

Amara sudah tidak bisa menahan ini, ia lepaskan genggaman tangan Julian dan memukul perut Julian yang entah itu dengan pukulan ringan atau besar karena Amara setengah sadar melakukannya setelah itu Amara langsung meninggalkan Julian yang kesakitan.

“AMARA, INI GUE NIEL YANG NOLAK LU WAKTU SD.” teriak Julian yang masih sempat-sempatnya padahal dirinya sedang kesakitan.