#Lega

Kalana melihat semua orang menangis menghadap pintu ruang inap Abimanyu, sungguh ia tidak bisa menerka-nerka dalam urusan ini, pikirannya sudah buntu tidak ada jalan untuk berpikir.

“Kenapa?” tanya Kalana kepada Jauzan.

Jauzan hanya diam menatap tembok kosong, ia tidak sanggup berbicara kepada Kalana.

Ibu memeluk Kalana, “Yang sabar ya sayang.”

Ulang tahun Kalana belum berakhir, ia yakin ini hanya tipu belaka.

“Bu kenapa?” tanya Kalana sekali lagi.

Belum sempat ibu menjawab, dokter dan perawat keluar dari ruang inap milik Abimanyu.

“Orang tua Abimanyu bisa ikut saya ke ruangan, yang lain sudah boleh jenguk namun tidak boleh terlalu banyak orang.” kata Dokter itu.

Kalana tersenyum, senyuman yang terlihat ketulusannya terpancar diwajah cantik milik Kalana.

Ia pikir hari ulang tahunnya akan meninggalkan luka yang membekas namun tak disangka apa yang ia harapkan malah terjadi di ulang tahunnya. Yaitu, Abimanyu—sang pujaan hati yang ia rindukan kini sadar dari komanya yang sudah satu bulan lebih berlalu.

Mata mereka semua tertuju pada Kalana, mereka mempersilakan Kalana untuk masuk terlebih dahulu karena bagaimanapun mereka semua tahu keadaan Kalana satu bulan ini tanpa Abimanyu.

Kalana menbuka pintu ruang itu perlahan, ia melihat sang pujaan hatinya sedang memegang bunga dan kue berwarna biru langit.

Air mata yang Kalana tahan sedari tadi kini meluncur bebas, ia berlari kecil menghampiri Abimanyu yang sedang duduk dibankar.

“Jangan nangis.” ucap Abimanyu.

Suara itu, suara yang Kalana sangat rindukan dan akhirnya hari ini Kalana bisa mendengar kembali suara tersebut.

Kalana memeluk erat Abimanyu, baju rumah sakit yang dipakai Abimanyu kini basah terkena air mata Kalana.

“Aku sayang banget kak sama kamu, jangan tinggalin aku.” pinta Kalana yang masih memeluk Abimanyu.

“Aku gak kemana-mana, ini lepasin dulu aku juga mau meluk kamu tapi ada bunga sama kue.” ucap Abimanyu sembari tersenyum.

Ah, rasanya indah sekali melihat senyuman Abimanyu yang sudah satu bulan lebih ini tidak Kalana lihat.

“Sini, peluk lagi.” ujar Abimanyu merentangkan tangannya.

Kini mereka sedang melepas rindu yang sudah menumpuk, Abimanyu mengusap rambut Kalana pelan dan Kalana menangis lagi.

“Selamat ulang tahun sayang, maaf aku telat datangnya.” ucap Abimanyu yang memberi ucapan untuk Kalana sebelun harinya berakhir.

Kalana menerima bunga yang Abimanyu berikan khusus untuknya, bunga tulip merah yang melambangkan cinta tak terbatas atau cinta yang abadi sama akan cintanya Abimanyu yang akan selalu abadi untuk Kalana.

Rasanya Kalana ingin bersyukur atas kebahagiaan yang diciptakan untuk dirinya, sungguh ulang tahun yang meninggalkan kesan baik selama hidup Kalana. Ia harap tahun-tahun berikutnya akan selalu sama atau mungkin lebih bahagia dari ini.