“Kath itu Vano.” tunjuk Diva yang melihat Devano keluar dari gedung kantor yang mungkin ini milik David.
Diva memutuskan untuk keluar dari mobil dan berteriak memanggil Devano, “Vano sayang.”
David menengok, “Itu mama kamu?”
Devano mengangguk dan berlari ke pelukan Diva, “Anak bunda maaf ya, tante Kath nakal nanti bunda marahi dia.”
Devano menarik tangan Diva menuju tempat di mana David terdiam, “Bunda, ini papa David.”
Diva sedikit terkejut mendengarnya, “Hush, panggilnya om sayang.”
“Tidak, Vano mau papa David.” rengek Devano.
“David.” kata David sembari memberi tangan untuk mengajak salaman Diva.
Diva menarik tangan David dan menjauh sedikit dari Devano, “Pertama nih gue mau bilang makasih, tapi jangan seenaknya nyuruh anak gue manggil bapak ke lu dong,”
“Kalo dia ngerengek mulu minta ketemu sama lu gimana, udah jangan sok jadi relawan buat anak gue.”
“Makasih lu ini ikhlas gak sih sebenarnya?” tanya David.
“Ya ikhlas.” jawab Diva.
“Anak lu juga masih kecil kali jadi besok paling udah lupa.” kata David sembari meninggalkan Diva.
David memeluk Devano, “Nanti kita main lagi ya little bro.”
“Siap papa,” ucap Devano dengan senyuman merekah.
“Bunda, vano punya papa.” lanjut Devano sembari menunjuk ke arah David yang sedang masuk mobil.
Diva heran apa yang David berikan sehingga Devano hari ini terlihat senang sekali bahkan ia bilang kalau hilang kali ini sangat menyenangkan. Memang ini bukan pertama kalinya Devano menghilang, ia sudah terlalu sering menghilang sehingga Diva memberinya name tag yang berisi nama orang tua dan nomor telepon orang tua.