#Kale disini
Suara bel rumah Didi berbunyi menandakan ada orang yang datang yaitu Misel dan Juan,Didi mempersilakan mereka masuk dan menunggu di ruang tamu karena bi Inah sudah pulang ke rumahnya. Di rumah ini hanya ada Didi,bi Inah,dan pak Adi namun mereka berdua jarang ada Di rumah Didi karena Didi seringkali memerintahkan mereka berdua untuk pulang lebih dulu,sebenarnya mereka juga tidak tega untuk meninggalkan Didi sendirian namun karena itu adalah perintah dari Didi terpaksa mereka mengiyakan perintah itu.
“Mau nonton apa ni?” tanya Juan sambil membuka bungkus kotak donat kesayangannya.
Misel mengambil chiki kentang kesukaannya dan menjawab, “Web drama treasure aja.”
“Ayo ayo gue juga blm nonton.” ucap Didi excited.
Juan hanya menghela nafas melihat mereka berdua yang sedang tergila-gila dengan boygroup asal negeri gingseng itu.
Web drama pun dimulai dan mereka tidak sama sekali berbicara selama web drama berlangsung,ruangan ini terasa dingin karena cuaca di luar sedang hujan seakan-akan mendukung mereka untuk menonton web drama tersebut.
“Eh menurut lo siapa hantunya?” tanya Juan yang tiba-tiba berbicara membuat Misel dan Didi kaget.
Misel melempar chiki ke arah Juan, “Anjing gue kaget bisa gak si nanti dulu nanyanya.”
Juan hanya tertawa kecil seperti tidak ada dosa,tiba-tiba semua lampu dan televisi mati secara bersamaan dengan suara petir yang sangat kencang membuat mereka semua terkejut.
Misel langsung memeluk Didi karena Misel tau Didi sangat benci dan tidak suka gelap, “Ada gue disini.”
Juan yang paham langsung menyalakan flash handphonenya, “Tenang ya kita ada disini,gue cek dulu bentar keluar.”
“Jangan,jangan wan.” ucap Didi dengan nada bergetar seperti ketakutan.
“Di gapapa Juan cek sebentar siapa tau ini bukan mati lampu.” kata Misel sambil mengusap punggung Didi.
“Gak boleh jangan keluar.” tegas Didi.
Misel mengambil handphonenya dan menelpon kekasihnya yaitu Zaidan, “Idan bisa tolong aku gak?” tanya Misel kepada Zaidan melalui telepon.
“Apa sel?” ucap Zaidan yang berada di seberang sana.
“Idan bisa ke rumah Didi gak? rumah Didi mati lampu kalo bisa cepet ya dan.” kata Misel.
“Aku otw sel aku ajak Kale sm Haikal juga ya.” tutur Zaidan.
“Iyaa” balas Misel lalu ia mematikan telepon itu.
Misel masih mengusap punggung Didi untuk menenangkan Didi agar ia tidak ketakutan, “Sel ini aku Zaidan.” teriak Zaidan yang berada di depan pintu rumah Didi.
Juan membukakan pintu untuk mereka agar mereka bisa masuk, “Didi mana?” tanya Kale seperti mengkhawatirkan Didi.
Juan menunjuk kearah ruang tamu, “Di sana sama Misel.”
Tanpa basa-basi ia langsung menghampiri Didi dan bertanya, “Kenapa kaya gini?” tanya Kale.
“Ya mana gue tau tiba-tiba mati.” ucap Misel.
Zaidan yang baru masuk memberitahu bahwa memang terjadi mati lampu, “Emang mati lampu tadi gue nanya ke beberapa tetangga juga mereka mati lampu.”
“Aduh gimana dong gue takut sumpah.” kata Misel.
Zaidan langsung menghampiri Misel dan berkata, “Kan ada aku.”
Kalau rasa takutnya tidak ada sudah pasti Didi melempar botol minumnnya kearah Zaidan.
“Sini Di.” ucap Kale.
“Kale?” panggil Didi.
“Iya gue Kale.” kata Kale.
Didi pun memberanikan diri untuk membuka matanya dan melihat Kale, “Le gue takut.” ucap Didi seperti orang ingin menangis.
Kale mengenggam tangan Didi dan memindahkan Didi dari pelukan Misel ke dalam pelukannya, “Jangan takut ada gue disini.”