#Jevan dan rahasianya

“Cafe mana kak?” tanya Kalana sembari memakai sabuk pengamannya.

“Gue juga gak tau sih, kalo misal kita jalan-jalan aja sekalian drive thru MCD mau gak?” tanya balik Jevan.

Kalana mengangguk seakan-akan setuju, “Boleh tuh.”

Setelah memutuskan apa yang akan mereka lakukan, suasana kembali hening dan canggung.

Jevan membuka pembicaraan terlebih dahulu, “Gimana?”

Kalana menengok ke arah Jevan, “Maksudnya gimana?”

“Iya, sama Abimanyu gimana?” tanya Jevan.

Kalana menatap ke depan kembali, “Udah 2 minggu lebih belum ngejelasin apapun itu,”

“Kak abim jarang pulang kata ibu.” tambah Kalana.

Jevan menggelengkan kepalanya, “Ini bukan Abimanyu banget.”

“Untung ibu gak lihat dia waktu di supermarket itu,” kata Kalana, “Kak abim bawa roda bayi dan ada Eliza di samping kak Abimanyu.”

Jevan menginjak rem mendadak sesaat mendengar ucapan Kalana, “Bayi?”

“Lu liat itu?” tanya Jevan memastikan Kalana.

Kalana menggelengkan kepalanya, “Gue juga berharapnya salah liat kak tapi sayangnya gak, bahkan dia sempet chat gue nanya kalo itu gue atau bukan tapi setelah itu langsung dihapus.”

Kalana melihat Jevan mengenggam erat setir mobilnya mungkin ia menahan emosi.

“La, kalo udah gak tahan dan gak kuat lu boleh mundur la, gak perlu nunggu penjelasan basi itu, lu pantes dapetin bahagia la.” kata Jevan.

Kalana tidak menjawab melainkan hanya tersenyum saja.

“Walaupun gue yakin Abimanyu punya alasan kenapa dia bersikap kaya gini, tapi seharusnya apapun alasannya itu gak pantes lu terima karena dasarnya itu nyakitin lu la.” tutur Jevan.

Jevan tidak menyangka Abimanyu memilih menuruti keinginan Eliza, ia pikir Abimanyu akan menolak keinginan itu.