#Bian, taman, dan kegagalan

“Lu cantik juga ternyata kalo dandan feminim gini.” ucap Bian.

Naresha memukul pelan Bian, “Kalo biasanya gak cantik gitu?”

“Cantik, cantik tapi ini lebih cantik gitu.” puji Bian.

Naresha tersipu malu, “Iya makasih.”

Mereka pun duduk di bangku yang sudah disediakan, suasana seperti ini membuat Naresha sangat nyaman sekali, angin sepoi-sepoi membuat rambut Naresha melayang seperti sedang iklan shampoo.

Taman ini cukup ramai dari biasanya, mungkin karena hari ini cuacanya sedang bagus maka dari itu banyak orang yang berkunjung ke taman ini.

“Kalau kita kalah gimana?” tanya Naresha.

“Ya gak gimana-gimana,” jawab Bian.

“Kita kalah gak bikin hidup kita jadi berantakan.” lanjut Bian.

Naresha sedikit kesal dengan jawaban Bian walaupun sebenarnya jawaban Bian adalah jawaban yang sangat realistis, Naresha adalah orang yang sangat perfeksionis, ia tidak mau kalah dalam bidang apapun, ia memiliki semangat yang tinggi dan ambisi yang melampaui batas sedangkan Bian adalah orang yang cenderung pasrah, ia belajar semampunya dan untuk hasilnya ia serahkan pada yang maha kuasa, ia tipe orang yang santai dan menurutnya kegagalan adalah sebuah hasil yang sangat wajar.

Bian sadar Naresha terdiam karena jawabannya tidak memenuhi ekspektasi Naresha, “Res, kalah itu wajar tau, namanya kompetisi lomba ya pasti ada kalah dan menangnya,”

“Kegagalan bukan suatu hambatan buat kita jadi lebih baik dikompetisi selanjutnya, kalah bukan hal yang memalukan. kalah juga bukan berarti kita gagal sepenuhnya, kalah juga bukan berarti kita gak bisa menang, kita kalah itu karena ada kesalahan nah dari kesalahan itu lah kita harus belajar lagi biar diselanjutnya kita bisa jadi yang lebih baik, kalah itu gapapa Resha.” tutur Bian.

“Gue gak biasa sama kalah Bian.” ucap Naresha dengan mata yang berbinar.

Bian merubah posisi duduknya dan menatap ke arah Naresha, “Kita hidup bukan cuma tentang menang dan kalah, kita harus terbiasa dengan apapun kondisinya, sama kaya yang gue bilang dichat bahwa kita gak bisa fokus disatu hal aja, kita gak bisa fokus sama kemenangan kita aja, nasib itu berputar res jadi gak selamanya lu merasakan kemenangan dan gak selamanya juga lu ada dikegagalan. Akan selalu ada pelajaran yang dapat kita petik dalam setiap kekalahan, kalo lu fokus harus menang tapi lu lupain kekalahan itu fatal tau karena kalo lu kalah nanti lu bingung harus bersikap gimana, pasti sedih berat cuma karena merasa dikalahkan padahal itu hal yang biasa. Di dunia ini gak cuma ada lu dan gak berpusat di lu.”

Air mata Naresha turun satu persatu, “Bian mah bikin sedih.”

Bian tersenyum, ia merenggakan tangannya dan memeluk Naresha, “Kalo kalah, kita kalah berdua, lu gak sendiri, sampai kapanpun lu gak akan sendirian,”

“Ada gue di samping lu.” tutur Bian mengelus rambut Naresha.

Hari ini banyak hal yang Naresha dapatkan dari Bian, rasanya Naresha ingin berterima kasih dengan sekolah dan bu Rahma karena sudah mempertemukan dan memperkenalkan ia dengan laki-laki seperti Biantara Giovanny.