#1
Hari ini adalah hari yang penting untuk Jiwa dan Abin karena hari ini Abin menepati janjinya kala itu. Diawali oleh sarapan bersama di nasi uduk bude dan akan diakhiri dinner bersama nanti.
“Aduh aduh ada tamu special ini.” ucap bude.
“Pagi bude.” sapa Abin.
“Pagi eneng cantik,abis olahraga ya kalian?” tanya bude.
“Gak bude kita emang pengen makan nasi uduk bude aja soalnya hari ini hari penting bude.” jawab Jiwa.
“Loh ada apa?” tanya bude lagi.
“Hari ini saya ulang tahun dan hari ini juga eneng cantik bakalan date seharian sm saya bude.” jawab Jiwa sambil tersenyum kearah Abin.
Bude hanya tertawa melihat tingkah lucu Jiwa,Abin yang salting berkata, “Heh apa si gajelas.”
Jiwa duduk dihadapan Abin ia tersenyum lebar yang menunjukkan bahwa ia bahagia hari ini, “Bin hari ini kita ngapain aja?” tanya Jiwa.
Abin mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan to do list hari ini kepada Jiwa, “Gimana?setuju gak?” tanya Abin.
Jiwa tersenyum,“Setuju dong.” ucap Jiwa.
Nasi uduk mereka pun sudah datang,dan mereka menyantap makanannya masing-masing keadaan meja mereka saat ini hening tidak ada yang berbicara. Namun tiba-tiba ada yang menyapa mereka berdua, “Loh Jiwa Abin,kalian disini juga?” tanya Dina.
Jiwa kaget melihat Dina yang tiba-tiba muncul di tempat yang sama, “Eh Dina.” sapa Abin.
“Gue boleh gabung gak?” tanya Dina.
“Gak.” ucap Jiwa.
“Boleh.” kata Abin.
“Ehh kalian gak nyaman ya pasti.” ucap Dina.
“Itu tau pake nanya lg.” bisik Jiwa.
“Yauda deh gue gak gabung deh.” kata Dina.
“Btw Jiw happy birthday ya.” ucap Dina yang memberi ucapan ulang tahun ke Jiwa.
Dina ingin memeluk Jiwa namun tidak bisa karena ditahan oleh Jiwa, “Iya makasi,tapi gak usah pake peluk malu masa lo mau meluk cowo orang di depan cewenya lagi.” sarkas Jiwa.
“Ayuk bin pulang udah selesai kan.” kata Jiwa mengajak Abin pulang.
Abin hanya mengikuti Jiwa ia tidak bisa berkata-kata terhadap tingkahnya Dina,sebenarnya ia sudah muak dengan Dina namun ia masih ada rasa kemanusiaan terhadap Dina maka dari itu ia memperbolehkan Dina bergabung tapi dengan tingkah Dina yang ingin memeluk Jiwa rasanya Abin ingin menyiram air teh ke muka Dina karena rasa kesalnya sudah berada dipuncak.
“Maaf jadi ancur gini padahal baru list pertama.” sesal Jiwa.
“Gapapa Jiwa.” ucap Abin sambil memegang tangan Jiwa dan mengenggamnya.
Jiwa yang merasakan ada tangan yang mengenggamnya langsung lemas sekali karena tadi moodnya sempat turun namun sekarang sudah melebihi batas senang. Abin terlihat tenang berbeda dengan Jiwa yang sebenarnya di dalam dirinya sudah ingin salto karena salting.